PENGUSAHA Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengklaim bahwa beberapa orang terkaya Indonesia siap membantu pemenangan pasangan calon Prabowo-Gibran pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Boy Thohir dalam deklarasi dukungan relawan Erick Thohir alumnus Amerika Serikat (ETAS) terhadap paslon nomor urut 02 tersebut pada Senin, 22 Januari 2024 di Jakarta.
Ia menyebut nama-nama seperti Djarum Group, Sampoerna Group, Adaro Group, serta Ninin alias Arini Subianto sebagai pendukung Prabowo-Gibran. Boy Thohir sendiri tercatat sebagai Presiden Direktur Adaro Energy, sekaligus salah satu pemegang saham terbesar perusahaan pertambangan batu bara tersebut. Berkat bisnis itu, ia masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2023, bersama dengan nama-nama yang ia sebut di atas.
“Walaupun kami jumlahnya sedikit, tetapi ya di ruangan ini mungkin sepertiga perekonomian Indonesia ada di sini,” kata Boy Thohir dalam acara Relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat (ETAS) di Jakarta, Senin (22/1).
Baca Juga:Gelombang PHK Makin Parah, dari Levi's Strauss hingga eBay IncKejagung Sita Aset Benny Tjokrosaputro di Selandia Baru Senilai Rp 32,8 Miliar
Apabila digabungkan, nilai kekayaan mereka semua mencapai US$ 54,39 miliar atau setara dengan Rp 839,73 triliun, dengan menggunakan kurs JISDOR per 29 Desember 2023. Hartono bersaudara sebagai pemilik Djarum Group tercatat memiliki kekayaan terbesar, yakni lebih dari Rp 700 triliun.
Nilai tersebut jika dibandingkan dengan pendapatan negara pada 2023 menghasilkan nilai sebesar 0,302 atau hampir sepertiga (0,333). Kementerian Keuangan dalam laporan APBN Kita edisi Januari 2023 menyebut bahwa realisasi pendapatan sementara pada tahun 2023 mencapai Rp 2,774,30 triliun. Kekayaan Hartono bersaudara bahkan melebihi seperempat nilai pendapatan negara tersebut.
Sementara Arini Saraswaty Subianto, putri dari mendiang taipan Indonesia, Benny Subianto, kini menjadi pemegang kendali perusahaan ayahnya, yaitu Persada Capital Investama. Lini bisnis perusahaan ini mencakup perkebunan, pertanian, konstruksi, properti, pertambangan, hingga pelayanan kesehatan.
Arini juga memiliki relasi bisnis dengan Boy Thohir, bermula Ketika ayah Arini, Benny Subianto, dan Edwin Soeryadjaya (anak William Soeryadjaya) membeli saham Adaro pada 2005 lalu. Saat ini, Arini, melalui PT Persada Capital Investama, tercatat sebagai pemegang, sekaligus menjabat sebagai komisaris.
Sementara perusahaan milik Boy Thohir, Adaro, adalah korporasi raksasa, dengan banyak entitas anak perusahaan yang berfokus pada pertambangan, energi, smelter nikel, migas, property, perkebunan, jasa keuangan, hingga kendaraan listrik.