Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada tahun 2020, kontribusi sub-sektor perikanan terhadap total PDB Indonesia menurut harga berlaku mencapai 2,80 persen atau meningkat 0,15 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 2,65 persen. Bila dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020, sub-sektor perikanan termasuk salah satu yang mengalami pertumbuhan positif di tengah pandemi Covid-19, yaitu tumbuh sebesar 0,73 persen lebih rendah bila dibandingkan tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,73 persen.
Walaupun tumbuh positif pada 2020, namun selama masa pandemi pertumbuhannya lebih rendah bila dibandingkan selama tiga tahun terakhir (2017-2019) yang selalu tumbuh di atas 5 persen.
FAO menyebutkan bahwa ikan adalah sumber protein penting bagi manusia. Porsi ikan 150 gram dapat memberikan hingga 60 persen kebutuhan protein harian warga dewasa. Di negara-negara padat penduduk, di mana tingkat asupan protein tergolong rendah, ikan menjadi sumber gizi yang berguna. Peningkatan konsumsi ikan diharapkan mampu meningkatkan asupan gizi masyarakat, di mana ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.
Baca Juga:Satgas Percepatan Investasi Belum Maksimal, Investor Tidak Lirik Kabupaten CirebonSejarah Sepak Bola, Timnas Indonesia Lolos 16 Besar Piala Asia 2023
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2020 yang dirilis oleh BPS, rata-rata konsumsi per kapita seminggu untuk jenis ikan dan udang segar mencapai 0,33 kg/kapita/minggu dan untuk ikan dan udang yang diawetkan mencapai 0,04 kg/kapita/minggu atau total konsumsi mencapai 0,37 kg/kapita/minggu.
Dilansir dari worldatlas.com, beberapa negara memiliki jumlah konsumsi ikan tinggi antara lain China, Myanmar, Vietnam, dan Jepang, sedangkan Indonesia berada pada posisi ke-9 di bawah Malaysia. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan konsumsi ikan, KKP sejak 2004 menginisiasi sebuah program nasional Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang sifatnya promotif dan dilakukan dalam berbagai kegiatan, antara lain kampanye terbuka, penayangan iklan layanan masyarakat, dan lomba masak serba ikan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN). NTN merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan. NTN mengukur perbandingan antara indeks perubahan harga yang diterima nelayan dan indeks perubahan harga yang dibayar nelayan.