“Meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk lebih memperhatikan kesejahteraan dan kemakmuran nelayan. Termasuk dalam capaian dan target nelayan dalam melaut, mengingat banyaknya masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan dikarenakan letak geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sehingga memiliki potensi perikanan yang sangat besar,” kata Dean.
Dean meminta pemerintah, dalam hal ini KKP, memetakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh nelayan di Indonesia, sehingga permasalahan nelayan di Indonesia dapat diatasi, guna mewujudkan nelayan Indonesia yang lebih sejahtera dan makmur.
“Meminta pemerintah, dalam hal ini KKP, untuk berpihak kepada nelayan, serta memberikan dukungan dan arahan kepada nelayan untuk meningkatkan hasil produksi laut, dan memastikan pendapatan nelayan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya,” tandasnya.
Baca Juga:Satgas Percepatan Investasi Belum Maksimal, Investor Tidak Lirik Kabupaten CirebonSejarah Sepak Bola, Timnas Indonesia Lolos 16 Besar Piala Asia 2023
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2, oleh karena itu sektor maritim atau kelautan dan perikanan menjadi sangat strategis. Meskipun demikian, selama ini sektor kelautan masih kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.
Jika potensi pembangunan (ekonomi) kelautan Indonesia dikelola secara baik, masif, dan inovatif, maka dipastikan dapat menjadi salah satu sumber modal utama pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi negara dan masyarakat. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah menitikberatkan pada sumber daya maritim, di antaranya melalui kebijakan Poros Maritim dan Tol Laut.
Potensi sektor perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya dengan potensi produksi lestari sekitar 67 juta ton/tahun. Dari angka ini, potensi produksi lestari (Maximum Sustainable Yield = MSY) perikanan tangkap laut sebesar 9,3 juta ton/tahun dan perikanan tangkap di peraian darat (danau, sungai, waduk, dan rawa) sekitar 0,9 juta ton/tahun, atau total perikanan tangkap 10,2 juta ton/tahun. Sisanya, 56,8 juta ton/tahun adalah potensi perikanan budidaya, baik budidaya laut (mariculture), budidaya perairan payau (tambak), maupun budidaya perairan tawar (darat).
Berdasarkan angka produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya tahun 2018, produksi perikanan tangkap Indonesia mencapai 7,36 juta ton atau 72,17 persen dari potensi perikanan tangkap dan produksi perikanan budidaya mencapai 15,77 juta ton atau 27,76 persen dari potensi perikanan budidaya di laut dan darat.