KETUA Umum (Ketum) Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan diskriminasi dan isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) sulit hilang di tengah masyarakat selama kesenjangan sosial masih tinggi.
Menurut dia, pemahaman keberagaman dan kesetaraan hanya bisa terwujud jika masyarakat bawah sejahtera secara ekonomi.
“Bagaimana kemiskinan bisa cepat dihapuskan dari Indonesia, supaya kecemburuan sosial itu bisa cepat diatasi. Karena itu isu yang paling gampang diangkat, suku, etnis, agama, paling gampang. Selama kecemburuan itu masih lebar, lalu mudah sekali disulut sehingga menimbulkan perselisihan,” ungkapnya saat menyambangi Group Tionghoa Benteng Tangsel di Resto Remaja Kuring, Serpong, Senin (22/1).
Baca Juga:Jurus Dean Herdesviana Sejahterakan Nelayan Pantura CirebonSatgas Percepatan Investasi Belum Maksimal, Investor Tidak Lirik Kabupaten Cirebon
Kata dia, pencapaian kesetaraan dan keberagaman itu harus dimulai dari kebijakan yang pro kesejahteraan. Kebijakan bisa diambil jika berhasil menguasai kursi legislatif dan dan memenangkan kekuatan di eksekutif.
“Tidak ada lagi diskriminasi, tidak ada lagi perbedaan baik suku, etnis, agama, status sosial dan sebagainya. Semua sama di mata hukum. Tapi itu dari sisi legislatif. Eksekutif, kita perlu tokoh yang bisa memercepat kesejahteraan itu sendiri, karena mereka adalah pelaksananya, eksekutornya,” imbuhnya.
Untuk itu, kata dia, Indonesia ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang bisa membawa percepatan kesejahteraan. Dari ketiga calon yang bertarung, dia meyakini bahwa hanya pasangan Ganjar-Mahfud yang sesuai dengan kriteria menuju kesejahteraan.
“Solusi untuk Indonesia adalah memercepat kesejahteraan. Rakyat sejahtera, pemimpinnya berani, tidak ada lagi diskriminasi, pasti itu. Ini yang kita idam-idamkan, kita sudah 78 tahun merdeka tapi masih di sini saja,” pungkasnya.
Caleg nomor urut 2 Partai Perindo untuk DPR dari dapil 8 Jabar meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu Dean Herdesviana didampingi Ahmad Farabi Caleg DPRD Provinsi Jabar 12 turut menyoroti adanya 3,3 juta warga yang masuk kategori miskin ekstrem. Ia mendorong agar Pemerintah menyiapkan program khusus untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem.
“Ini hal yang merisaukan kita semua, di mana saudara sebangsa kita di Indonesia timur masuk kategori miskin ekstrem. Pemerintah perlu menyiapkan strategi khusus untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia,” ucap Dean, Jumat (26/1).