”Kita berusaha melihat pemilu ini secara optimistis karena akan berkontribusi positif. Secara ekonomi, pemilu akan meningkatkan transaks, karena ada permintaan, seperti sablon, kaus, suvenir, dan sekarang banyak juga nobar (nonton bareng) debat. Ini tentu akan menggerakkan perekonomian,” ujarnya dalam acara Inklusi Keuangan Dorong Kemajuan Ekonomi 2024 yang diadakan oleh OY! Indonesia bersama Aftech, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta.
Secara keseluruhan, industri teknologi finansial (tekfin) dalam negeri memiliki pandangan optimistis terhadap prospek perekonomian domestik ke depan. Hal ini didukung tiga faktor, antara lain kembalinya pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5 persen. Berikutnya, besarnya potensi pengembangan inklusi keuangan di Indonesia. Hal ini tecermin dari jumlah masyarakat yang belum terlayani oleh bank (unbanked) mencapai 97,7 juta penduduk atau 48 persen dari total jumlah penduduk.
Selain itu, industri tekfin semakin memperoleh kepastian hukum melalui penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Jasa Keuangan (UU P2SK). Salah satu bidang yang diatur oleh regulasi tersebut adalah inovasi teknologi sektor keuangan atau dalam hal ini tekfin.
Baca Juga:Tom Lembong, Mastermind di Balik Layar Duet Anies-IminLuhut-Bahlil Kritik Tajam Tom Lembong Soal IKN dan Nikel
Senada dengan Aries, para pelaku industri perbankan juga merasa optimistis terhadap prospek perekonomian dan dampak positif dari diselenggarakannya Pemilu 2024. Transaction Banking Digital & Customers Experience Head Danamon Indradi Patmawidjaja dan Vice President of Transaction Banking BRI Rudy Automo sepakat, pemilu akan membawa dampak ikutan terutama terhadap konsumsi masyarakat.
Sementara itu, CEO sekaligus Co-founder OY! Indonesia Jesayas Ferdinandus menambahkan, terdapat banyak momentum liburan di tengah masa Pemilu 2024. Hal ini mengindikasikan masyarakat akan banyak melakukan aktivitas belanja dan berlibur. (*)