MENTERi Luar Negeri Retno Marsudi dan sejumlah delegasi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melakukan walk out saat Duta Besar Israel Gilad Erdan memulai pidato pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB, Rabu, 24 Januari 2024.
Itu adalah debat ke-3 yang telah diselenggarakan DK PBB sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober 2023 lalu. Indonesia tak pernah absen di ketiga debat tersebut.
“Saya di sini untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan untuk menegaskan kembali komitmen teguh Indonesia untuk membela Palestina. Menyatakan bahwa Indonesia tak akan berhenti hhingga kita melihat kembalinya keadilan dan martabat rakyat Palestina,” ucap Menlu Retno dalam rapat terbuka DK PBB pada Selasa.
Baca Juga:Paparkan Kebijakan Strategis Pemerintah, Menko Airlangga Singgung Giant Sea Wall Jaga Keberlangsungan Pulau JawaBeberkan Pertumbuhan Ekonomi, Airlangga Hartarto Ingatkan Risiko Ketidakpastian Masih Ada
Sebagaimana terlihat dalam video yang ditayangkan VOA Indonesia pada Rabu (24/1/2024), Menlu Retno keluar ruang rapat saat Dubes Israel untuk PBB, Gilad Ergan mendapat giliran memberikan pernyataan. Dalam kesempatan itu, ia menuding Hamas dan Jihad Islam sebagai teroris keji.
“Namun, kekuatan teror ini hanyalah gejala belaka, sebuah gejala untuk ancaman keamanan yang sesungguhnya di wilayah tersebut dan sekitarnya,” ucap Gilad.
Diberitakan VOA Indonesia secara terpisah, Menlu Retno mengajukan tiga tuntutan dalam debat terbuka DK PBB pada Selasa, yaitu gencatan senjata permanen sesegera mungkin, penghentian pasokan senjata ke Israel, dan diterimanya Palestina sebagai anggota penuh PBB.
“Ini penting agar dapat segera dimulai proses yg adil dan seimbang untuk mewujudkan solusi dua negara serta mencegah kekejaman lebih lanjut oleh Israel,” tegasnya di markas PBB.
Retno juga mempertanyakan keseriusan Dewan Keamanan PBB untuk menjalankan berbagai resolusinya mengenai Palestina, yang disebut Retno kerap gagal dilaksanakan.
“Saya melihat banyak resolusi yang dilanggar terkait Palestina, namun tidak pernah ada sanksi kepada para pelanggar,” katanya.
Sebagaimana Indonesia, dalam debat itu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyebut penolakan Israel terhadap pendirian negara Palestina pascaperang sebagai hal yang tidak dapat diterima.
“Pendudukan Israel harus berakhir,” ujar Guterres.
Baca Juga:Bentuk Koridor Cincin Nusantara Motor Baru Ekonomi Nasional, Lindungi Kawasan Pantura Jawa dari Efek Perubahan IklimDatang ke Cirebon, Airlangga Hartarto Target Menangkan 20 Persen Suara Nasional dan Menangkan Prabowo-Gibran 1 Putaran
“Penolakan ini dan penyangkalan terhadap hak rakyat Palestina untuk mendirikan sebuah negara akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global,” jelasnya. (*)