PELABUHAN Internasional Patimban telah menjadi episentrum baru dalam pengembangan perekonomian dan industri di luar Jakarta yang bisa mendorong roda perekonomian baru, terutama di Kawasan Rebana yang meliputi daerah Cirebon, Subang, dan Majalengka.
Tidak hanya menguntungkan di sektor logistik, beroperasinya Pelabuhan Internasional Patimban juga membuka peluang investasi untuk usaha-usaha penunjang pelabuhan. Adanya pembangunan Pelabuhan Patimban memberikan perubahan potensi ekonomi lokal antara lain dengan terbukanya lapangan pekerjaan di sektor infrastruktur dan membuka peluang UMKM khususnya yang bergerak di sektor kuliner dan penginapan.
“Pelabuhan itu adalah alat untuk ekonomi tumbuh. Di seluruh dunia, tidak ada kota pelabuhan yang tidak maju. Oleh karena itu, Patimban dan Subang tentunya akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Investor Daily Dialog yang bertajuk “Patimban dan Masa Depan Ekonomi” di Pamanukan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Rabu (24/1).
Baca Juga:Green Champaign untuk Pemilu 2029Airlangga Hartarto Paparkan Patimban Berikan Dampak Signifikan pada Kawasan Metropolitan Rebana
Pelabuhan Patimban menjadi sangat strategis di masa depan karena juga ditopang oleh infrastruktur pendukung seperti Bandara Kertajati dan akses jalan tol. Menko Airlangga menegaskan bahwa Pelabuhan Internasional Patimban yang akan terkoneksi dengan jalan tol akses pelabuhan juga mendukung penurunan biaya logistik karena mempercepat waktu tempuh dari Kawasan Industri ke pelabuhan. Hal ini juga berdampak pada efisiensi pemakaian bahan bakar serta menekan ongkos transportasi dengan meningkatkan frekuensi distribusi barang.
“Patimban diharapkan bisa menjadi center of gravity untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tentu bisa ekspor langsung dengan biaya lebih sedikit, lebih murah. Karena persaingan kita bukan hanya dengan diri kita sendiri, tetapi juga dengan negara lain. Kalau negara lain, biaya logistik kurang dari 10%, Indonesia baru menargetkan 8% di tahun 2045,” ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga dihadapan para investor, pelaku usaha, dan mahasiswa yang hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan bahwa return dari Pelabuhan Patimban tentu menjadi daya tarik bagi investor dalam jangka panjang. Sementara itu, bagi Pemerintah, multiplier effect yang tercipta dari pembangunan Pelabuhan Patimban menjadi suatu hal yang penting.