Kenaikan biaya pajak bahan bakar ini berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya yang tinggal di pedesaan. Akibatnya, masyarakat ramai-ramai turun jalan dan memblokir akses transportasi.
Kondisi ini tentu menimbulkan lumpuhnya berbagai sektor ekonomi di Prancis selama beberapa hari. Tidak hanya merugikan sektor ekonomi, kericuhan yang berlangsung selama protes juga menimbulkan korban jiwa.
Masih menurut France 24, pada Januari 2019, Emmanuel Macron mengumumkan bahwa demo rompi kuning menyebabkan sebanyak 11 orang meninggal dunia dan ribuan luka-luka. Sebagian besar korban berasal dari kalangan demonstran dan polisi.
Lantas, apa kaitannya greenflation dengan demo rompi kuning di Prancis?
Baca Juga:Kasus Pembunuhan Mahasiswi, Berkenalan di Aplikasi Line 4 Bulan Kenalan Janjian Ketemuan, Begini KronologinyaOrganisasi Para Pengusaha, Kota Cirebon Kini Dipimpin Agus Subiyakto, Intip Sejarah Apindo
Seperti yang disebutkan sebelumnya, demo rompi kuning di Prancis terjadi karena masyarakat memprotes kebijakan kenaikan harga bahan bakar. Kenaikan tersebut terjadi karena Pemerintah Prancis menaikan pajak bahan bakar hingga 0.029 euro per liter.
Mengutip dari Vox, alasan pemerintah menaikan pajak bahan bakar ini untuk menekan ketergantungan Prancis terhadap bahan bakar fosil. Hal ini terkait dengan agenda global yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan krisis iklim.
Menurut Macron, Prancis perlu melakukan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menaikan pajaknya. Kondisi ini malah justru menyebabkan inflasi dan memicu kenaikan biaya hidup masyarakat secara signifikan.
Peristiwa inilah yang diklaim Gibran sebagai contoh dari greenflation alias inflasi karena kenaikan harga energi untuk transisi ramah lingkungan.
Istilah green inflation atau inflasi hijau pun mendadak populer pascadebat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1). Istilah tersebut muncul karena tema debat yang diusung malam itu adalah seputar pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, agraria, masyarakat dan desa.
Bagi masyarakat umum, inflasi hijau mungkin bukan termasuk istilah yang lazim terdengar. Padahal di tengah upaya manusia beralih ke barang-barang yang ramah lingkungan, salah satu dampak yang dikhawatirkan adalah munculnya green inflation.
Green inflation merujuk pada kenaikan harga material metal (raw material) dan energi yang digunakan untuk melakukan transisi hijau, dilansir dari Philonomist. Istilah greenflation merupakan singkata dari kata ‘green’ yang artinya hijau dan kata ‘inflation’ yang berarti inflasi. Jadi greenflation juga dimaknai sebagai inflasi hijau.