CAWAPRES nomor urut 3, Mahfud MD menyinggung Trisakti Bung Karno dalam debat keempat Pilpres 2024yang dihelat pada Minggu (21/1) malam di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Trisakti Bung Karno pertama kali disinggung oleh Mahfud MD saat menyampaikan visi misi pada segmen 1 debat. Mahfud pada kesempatan itu menyoroti tiga hal yang menurutnya akan menentukan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bangsa Indonesia yaitu Tuhan, manusia, dan alam.
Lantas, apa maksud dari Trisakti Bung Karno?
Presiden Soekarno pernah menggagas sebuah konsep kemandirian dan membangkitkan mental kejayaan Indonesia dengan nama Trisakti. Dalam Trisakti disebutkan sebuah bangsa merdeka dan berdaulat harus mempunyai tiga hal ini di dalamnya, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) pada bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Baca Juga:Tren Green Inflation, Seberapa Bahayakah Isu Ini di Indonesia?Kasus Pembunuhan Mahasiswi, Berkenalan di Aplikasi Line 4 Bulan Kenalan Janjian Ketemuan, Begini Kronologinya
Gagasan mengenai Trisakti disampaikan Bung Karno pada pidato peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-20 pada 17 Agustus 1964. Latar belakangnya yaitu pengalaman terjadinya neokolonialisme-imperalisme (neoklim) di Indonesia yang berujung pada kemunculan tiga keadaan berikut:
- Kerusakan mental bangsa
- Sistem perekonomian yang menggantungkan pada bangsa asing
- Mental terjajah yang akhirnya menyingkirkan budaya dan semangat gotong royong sebagai modal sosial untuk meneguhkan solidaritas politik hingga ekonomi Indonesia.
Saat itu, misalnya, nekolim terjadi lewat bantuan ekonomi yang membuat ekonomi nasional bergantung sekali dengan negara donor. Tak hanya itu, kerjasama kebudayaan dan ilmu pengetahuan membuat budaya dan ilmu pengetahuan nasional berjalan di stagnan dan tidak berkembang.
Dari sinilah Bung Karno menggagas Trisakti. Ia tidak ingin bangsa Indonesia menjadi tamu di negeri sendiri. Kemandirian bangsa harus ditegakkan.
Mengutip majalah Swantara Nomor 12 (Maret 2015) yang diterbitkan Lemhanas, cara memahami Trisakti yakni dengan mengetahui ilmu pengetahuan modern dan memahami sejarah kebudayaan Indonesia secara bersamaan.
Maulwi Saelan, mantan pengawal Bung Karno, menyatakan pemikiran ini bisa membantu menyusun kekuatan pembangunan bangsa termasuk pembangunan karakter.
Dengan memahami sejarah kebudayaan bangsa akan diketahui arah perjalanan bangsa yang hendak dituju untuk mewujudkan kejayaan Indonesia. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memang penting dan menjadi basis utama. Kendati demikian, pemahaman tentang sejarah bangsa turut menjadi landasan dalam menempuh perjalanan menuju cita-cita bangsa.