Faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, pelemahan permintaan pasar global, hingga peningkatan tensi geopolitik dunia disebut bakal menjadi faktor eksternal yang sulit untuk dikontrol oleh pemerintah Indonesia.
Sementara dari sisi domestik, masalah stabilitas ekonomi di masa transisi politik dan stabilitas harga pangan menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Karenanya, kata Riefky, upaya untuk menjaga stabilitas perekonomian di dalam negeri menjadi mutlak dilakukan oleh pengambil kebijakan.
Pemerintah juga diharapkan cermat melihat peluang yang ada. Salah satunya adalah potensi dampak positif penyelenggaraan pemilu terhadap perekonomian.
Baca Juga:Kasus Penculikan Bukan untuk Diputihkan, Testimoni-Testimoni Penabuh Fakta19 Januari, Aldera Aksi di Kantor Kejaksaan Kabupaten Cirebon: Usut Robohnya Gapura Taman Pataraksa-Ambruknya Atap SMPN 2 Greged
“Kita tahu ada potensi boosting di 2024 ini dari adanya pemilu karena uang beredar akan meningkat. Ini perlu dioptimalisasi oleh pemerintah agar multiplier yang terjadi bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat,” tutur Riefky.
Tantangan, risiko, dan peluang itu menurutnya akan mewarnai kondisi perekonomian dalam negeri tahun ini. Itu menurut Riefky sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis oleh Bank Dunia baru-baru ini.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut pelaku usaha akan berhati-hati melakukan ekspansi sepanjang tahun, seiring ramalan Bank Dunia soal ekonomi Indonesia akan tumbuh berada di bawah 5% atau hanya 4,9% pada 2024.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, meski proyeksi Bank Dunia menunjukkan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan, Apindo melihat bahwa proyeksi tersebut sejatinya realistis untuk dicapai.
Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada dalam rentang 4,8% sampai dengan 5,2% secara tahunan (year on year/yoy).
“Terkait sejauh mana proyeksi ini akan mempengaruhi kegiatan usaha, hanya berpengaruh pada ekspektasi kinerja usaha tahun ini, strategi pemasaran dan pada tingkat kehati-hatian pelaku usaha untuk melakukan ekspansi usaha sepanjang tahun,” kata Shinta, saat dihubungi B-Universe, Minggu (14/1).
Selebihnya, lanjut dia, pengusaha akan memandang proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 ini sebagai business as usual. Tergantung penilaian masing-masing perusahaan terhadap iklim usaha dan investasi di tiap-tiap sektor yang diminati atau digeluti.
Baca Juga:‘Jaring UGM’ Hadapi Putaran Kedua2 Tewas, Fortuner Tabrak Truk di Tol Jagorawi KM36
Meski begitu, Shinta berujar, berdasarkan survei Apindo pada 2023 lalu, mayoritas pelaku usaha masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 bisa mencapai 5%.