PERJALANAN tren pengetatan kebijakan moneter dunia disertai tak kunjung seusainya gejolak geopolitik menyebabkan lesunya perdagangan dan investasi global 2024. Kondisi ini jadi tantangan pemerintah yang berambisi menggenjot investasi di tahun ini untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen-5,7 persen.
Dalam laporan bertajuk ”Prospek Ekonomi Global edisi 2024”, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat ke angka 2,4 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi dunia melambat selama tiga tahun beruntun.
Pada 2021, seusai terkontraksi akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2021 melonjak 6,2 persen. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi global melambat menjadi 3 persen pada 2022 dan diperkirakan kembali melambat menjadi 2,6 persen pada 2023.
Baca Juga:Kasus Penculikan Bukan untuk Diputihkan, Testimoni-Testimoni Penabuh Fakta19 Januari, Aldera Aksi di Kantor Kejaksaan Kabupaten Cirebon: Usut Robohnya Gapura Taman Pataraksa-Ambruknya Atap SMPN 2 Greged
Dilansir dari Reuters, Kamis (11/1), Deputy Chief Economist Bank Dunia Ayhan Kose, menyebutkan salah satu fokus utama dari laporan Prospek Ekonomi Global 2024 adalah China yang diperkirakan akan mengalami perlambatan dalam ekspansi ekonomi dibanding kinerja 2023.
”Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi China, termasuk penurunan belanja konsumen, masalah struktural seperti populasi yang menua, dan tingginya tingkat utang,” ujarnya.
Kose menilai, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, membutuhkan ”ledakan” investasi termasuk penanaman modal asing (PMA). Pasalnya negara-negara yang mengalami percepatan investasi sering kali memperoleh keuntungan ekonomi tak terduga.
Di tengah perlambatan ekonomi global, negara-negara berkembang perlu menerapkan paket kebijakan komprehensif dalam kerangka fiskal dan moneter, untuk memperluas perdagangan lintas batas dan arus keuangan, meningkatkan iklim investasi, dan memperkuat kualitas institusi.
Proyeksi kondisi global dari Bank Dunia tahun ini meningkatkan kewaspadaan Indonesia yang mengejar realisasi investasi langsung Rp 1.650 triliun demi mengamankan target pertumbuhan ekonomi 2024 di kisaran 5,1 persen-5,7 persen.
Bahkan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat, dalam jangka menengah ke depan atau periode lima tahun mendatang, kebutuhan investasi Indonesia mencapai Rp 45.500 triliun.
Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas Eka Chandra Buana mengatakan, kebutuhan itu untuk merealisasikan target rata-rata pertumbuhan ekonomi 2025 sampai dengan 2029 sebesar 5,6 persen-6,1 persen dengan target pertumbuhan investasi 7,2 persen hingga 7,9 persen.
Baca Juga:‘Jaring UGM’ Hadapi Putaran Kedua2 Tewas, Fortuner Tabrak Truk di Tol Jagorawi KM36
”Dalam mengejar target, Bappenas juga telah memetakan strategi kunci untuk menjaga kualitas pertumbuhan sesuai dengan tahapan penguatan transformasi ekonomi Indonesia,” ujarnya.