Mirip Padang Pasir Picu Kota Bandung Banjir, Odesa Indonesia Bagikan 12.000 Bibit Tanaman

Mirip Padang Pasir Picu Kota Bandung Banjir, Odesa Indonesia Bagikan 12.000 Bibit Tanaman
Dok. PORTAL JABARPROVGOID
0 Komentar

CUACA ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia hingga Februari mendatang. Masyarakat diminta waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan yaitu di bulan Januari dan Februari. Potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jum’at (12/1).

Beberapa hari terakhir, Kota Bandung dilanda banjir hebat yang disebabkan oleh curah terlalu tinggi. Namun selain curah hujan yang terjadi di perkotaan Bandung, juga disebabkan banyaknya aliran air dari perbukitan di sebelah utara Kota Bandung, terutama dari kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cilengkrang dan Kecamatan Cileunyi. Ketiganya masuk wilayah Kabupaten Bandung.

Baca Juga:Charlie Van Houten Siap Realisasikan Aspirasi MasyarakatMitos Tentang Donor Darah, Begini Faktanya

Ketua Pembina Yayasan Odesa Indonesia Budhiana Kartawijaya mengatakan, sejak tahun 2016 silam pihaknya mengambil peran secara khusus untuk mengatasi persoalan banjir, terutama banjir lumpur akibat erosi dari perbukitan di Kawasan bandung Utara.

“Air dan lumpur juga berasal dari kali-kali kecil dari Kawasan Bandung Utara. Di sana ada keadaan lingkungan yang kurang pohon sehingga aliran air tidak tertahan dan langsung meluncur turun ke kota Bandung,” kata Budhiana, disela kegiatan pembagian bibit tanaman pohon kepada para petani, di Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Kamis (11/1).

Menurut Budhiana, kondisi ini tidak lepas dari keadaan alamiah di mana air dari ketinggian bukit akan turun ke tempat rendah, dan di situ Kota Bandung menjadi tempat berkumpulnya air dari perbukitan.

Budhiana menambahkan, banyaknya air dan lumpur tak lepas dari keadaan Bandung Utara yang kekurangan pohon. Di sana banyak perbukitan yang lebih mirip padang pasir ketimbang ladang pertanian.

“Bagitu juga di Kawasan hutan Arcamanik, banyak pohon berkurang. Karena alasan objektif itulah Yayasan odesa Indonesia secara khusus mengambil peran perbaikan ekologi dengan rutin menggalang bibit dan menyebarkan kepada petani,” tutur Budhiana.

“Mungkin bukan satu-satunya solusi, tetapi kalau kita lihat perbukitan Bandung utara yang puluhan tahun tampak seperti padang pasir jelas hal itu merupakan sebuah problem. Lagi pula tanah-tanah di sana bisa ditumbuhkan pohon. Banyaknya pohon akan mengikat tanah dan menahan air,” tambahnya.

0 Komentar