AHLI teknik hidrologi, Dhani Irwanto meneliti lokasi Atlantis melalui teks yang ditulis filsuf Yunani, Plato atau Platon dalam bahasa Yunani Kuno pada 360 Sebelum Masehi (SM). Dhani meneliti teks dialog Timaeus and Critias sejak 2010 dan terbitkan buku berjudul Atlantis The Lost City is in Java Sea terbit 2015. “Hasil penelitian saya. Kotanya, ibukota Atlantis itu ada di Laut Jawa,” kata Dhani Irwanto
Kisah Atlantis di Indonesia telah ditulis sejumlah penulis dan peneliti antara lain Eden In The East: Drowned Continent of Southeast Asia karya Stephen Oppenheimer terbit 1998. Secara singkat, buku ini mengajukan tesis bahwa Sundaland pernah menjadi suatu kawasan berbudaya tinggi, tetapi kemudian tenggelam, dan para penghuninya mengungsi ke mana-mana (out of Sundaland), yang pada akhirnya menurunkan ras-ras baru di bumi.
Buku Atlantis: the Lost Continent Finally Found (The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization) karya Arysio Santos terbit tahun 2005 memapaparkan bahwa Sundaland adalah benua Atlantis, yang disebut-sebut Plato di dalam tulisannya Timeus dan Critias.
Baca Juga:Tanduk Kerbau Cakar Harimau, Kerambit Sejak Dinasti DharmasrayaPengancam Tembak Capres Nomor Urut 1 Diringkus, Begini Kata Anies Baswedan
Buku berjudul The History of Java karya Thomas Stamford Raffles terbit 1817, Plato Never Lied Atlantis is in Indonesia karya Danny Hilman terbit 2013, dan Atlantis: The Final Solution karya Zia Abbas terbit 2003.
Seluruh kajian buku-buku diatas dibangun berdasarkan penelitian atas geologi, arkeologi, genetika, linguistk, dan folklore ataumitologi. Berdasarkan geologi, Oppenheimer mencatat bahwa telah terjadi kenaikan permukaan laut dengan menyurutnya Zaman Es terakhir. Laut naik setinggi 500 kaki pada periode 14.000-7.000 tahun yang laludan telah menenggelamkan Sundaland.
Arkeologi membuktikan bahwa Sundaland mempunyai kebudayaan yang tinggi sebelum banjir terjadi. Kenaikan permukaan laut ini telah menyebabkan manusia penghuni Sundalandmenyebar ke mana-mana mencari daerah yang tinggi.
Dukungan bagi hipotesis Oppenheimer, datang dari sekelompok peneliti arkeogenetika yang sebagian merupakan rekan sejawat Oppenheimer. Kelompok peneliti dari University of Oxford dan University of Leeds ini mengumumkan hasil peneltiannya, melalui jurnal berjudul Molecular Biology and Evolution edisi Maret dan Mei 2008, yakni pada makalah berjudul Climate Change and Postglacial Human Dispersals in Southeast Asia” dan New DNA Evidence Overturns Population Migration Theory in Island Southeast Asia, berdasarkan penelitian DNA menantang teori konvensional saat ini bahwa penduduk Asia Tenggara (Filipina, Indonesia, dan Malaysia) datang dari Taiwan 4000 (Neolithikum) tahun yang lalu.