HINGGA tahun 2023, Israel telah melancarkan lima perang besar dan menghancurkan di Asia Barat. Saat memerangi negara-negara Arab, rezim tersebut mendapati kekuatan militernya melebihi kekuatan negara-negara Arab yang meskipun kaya minyak, tidak memiliki kemampuan pertahanan nasional yang canggih.
Rezim tersebut, dengan bantuan para pelengkap dan stenografernya, alias media Barat, memanfaatkan kelemahan-kelemahan ini dan mulai menampilkan gambaran fantastis tentang kemampuan militernya di benak publik. Israel disebut-sebut memiliki militer terkuat keempat di dunia, dan badan intelijen paling kuat di dunia.
Kampanye propaganda ini pada akhirnya juga berdampak buruk pada persepsi Israel terhadap realitas yang ada. Ketika rezim tersebut berpikir bahwa perjuangan Palestina hampir berakhir, rezim tersebut mendapat pukulan telak dari pasukan perlawanan di Jalur Gaza yang terkepung, yang berhasil mengungkap sejauh mana kemampuan militer Israel yang berlebihan pada tanggal 7 Oktober 2023, dengan menyusup ke wilayah pendudukan.
Baca Juga:Aldamida Korwa Ungkap Penyebab Meninggalnya Atlet Angkat Besi Legendaris Lisa RumbewasKoalisi Masyarakat Sipil Anti-SLAPP Desak PN Cibinong Hentikan Gugatan PT JJP ke Guru Besar Kehutanan IPB Bambang Hero Saharjo
Pejuang Hamas berhasil melewati “tembok besi” yang terkenal itu, yang membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya. Penghalang tersebut, bernilai miliaran dolar, diresmikan pada tahun 2021 sebagai penggabungan canggih dari pagar setinggi 20 kaki, sistem radar, dan sensor bawah tanah.
Namun, apa yang disebut sebagai pagar pintar sepertinya tidak mampu menahan 3.000 anggota Hamas yang akhirnya berhasil menguasai 7 pemukiman.
Selain itu, “militer paling kuat keempat di dunia” membutuhkan setidaknya 48 jam untuk menenangkan diri dan merespons serangan mendadak tersebut. Begitu sampai di permukiman yang dikuasai Hamas, mereka mulai menembaki semua orang dengan panik, termasuk sandera Israel.
Selama ini, ribuan roket ditembakkan ke wilayah pendudukan setelah “kubah besi” yang dianggap legendaris gagal mencegat mereka, dan agen mata-mata paling terkenal di dunia, Mossad, benar-benar lengah dengan serangan Palestina.
Banyak analis percaya bahwa operasi Hamas yang dijuluki Badai Al-Aqsa, adalah awal dari berakhirnya Israel.
Rezim tersebut mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan dianggap sebagai kekuatan pendudukan yang terlalu percaya diri, yang pada tahun 2024 dapat dianggap sebagai salah satu entitas paling rentan di Asia Barat.
Israel kini mengobarkan perang yang tidak masuk akal terhadap warga Palestina tanpa tujuan strategis, yang pasti akan menenggelamkan negara tersebut semakin dalam. (*)