ATLET angkat besi legendaris, Lisa Rumbewas meninggal dunia pada Minggu (14/1) dini hari di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, Papua. Legenda angkat besi Indonesia ini sebelumnya telah dirawat sejak 10 Januari 2024 karena penyakit jantung.
Sempat menjalani operasi. Namun, kondisi Lisa Rumbewas tidak kunjung membaik. Peraih 2 medali perak dan 1 medali perunggu di tiga edisi Olimpiade ini akhirnya berpulang pada usia 43 tahun.
Kepergian Lisa Rumbewa cukup mengejutkan karena sebelumnya tidak ada kabar kalau atlet kelahiran 10 September 1980 mengalami sakit.
Baca Juga:Koalisi Masyarakat Sipil Anti-SLAPP Desak PN Cibinong Hentikan Gugatan PT JJP ke Guru Besar Kehutanan IPB Bambang Hero SaharjoBiden: Tidak Mendukung Kemerdekaan Taiwan, Tiongkok Kecam Keras Pernyataan Deplu AS Soal Pemilu di Taiwan
Aldamida Korwa, Ibunda Lisa Rumbewas mengungkapkan sebenarnya anaknya meninggal dunia karena sakit epilepsi. Menurut Aldamida Lisa telah mengidap penyakit tersebut sejak masih berusia 3 bulan.
“Dia meninggal karena sakit epilepsi dan memang dia sakit ini (epilepsi) sudah sejak masih berusia 3 bulan,” ungkap Aldamida, di Jayapura, Minggu (14/1).
Aldamida mengatakan bila kepergian anaknya tersebut sangat mendadak dan tidak ada tanda-tanda sebelum Lisa wafat. Menurutnya pada Sabtu (13/1) malam Lisa sempat terjatuh dari tempat tidur.
“Kemarin malam saya dengar ada bunyi di kamar dan saat saya masuk dapati dia sudah jatuh dari tempat tidur dan kami langsung mambawanya ke rumah sakit,” ungkap ibu Aldamida.
Menurut Almaida, walau mengidap penyakit epilepsi sejak kecil, semangat Lisa untuk terus berlatih sangat tinggi.
“Kebetulan saya sendiri yang mengenalkan dia pada olahraga angkat besi ini. Saya juga yang mengajarkan dia dasar – dasar olahraga itu. Walau dengan keterbatasannya Lisa punya semangat dan bakat yang sangat tinggi,” bebernya.
Bahkan pernah saat Olimpiade Athena, Lisa sempat anfal sebelum pertandingan berlangsung.
Baca Juga:Ribuan Warga Israel Tuntut Benjamin Netanyahu MundurPak Harto Hadir Lewat Teknologi Deep Fake, Antara Rindu atau Benci?
“Saat itu kami sangat panik, tetapi karena seizin Tuhan dia bisa kembali sadar dan berhasil mendapat medali perak saat itu,” ungkap Almaida.
Dia berkisah bila selama masa hidupnya Lisa dikenal sebagai seorang anak yang memiliki semangat yang tinggi dan sangat ramah kepada siapa saja.
“Anak ini sangat membanggakan keluarga, walau sakit tetapi semangat juangnya sangat tinggi. Dia juga saya kenal sebagai seorang yang sangat ramah kepada siapa saja,” katanya.
Lisa Rumbewas yang berstatus ASN di Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua meninggal pada usia 44 tahun. Dia resmi diangkat sebagai ASN pada tahun 2012.