ALIANSI Demokrasi Rakyat (Aldera) Cirebon, kembali akan menggelar aksi unjuk rasa. Aksi tersebut rencananya bakal digelar pada Jumat, 19 Januari di depan kantor Kejaksaan Kabupaten Cirebon.
Ketua Aldera Warcono Semaun mengakui, pemberitahuan aksi sudah dilayangkan ke Polresta Cirebon, pada hari Jumat (12/1) kemarin.
Aksi tersebut dilakukan, dalam rangka mendorong Kejari Kabupaten Cirebon, mengusut tuntas robohnya gapura alun-alun Taman Pataraksa serta robohnya atap baja ringan di SMP Negeri 2 Ggeged.
Baca Juga:‘Jaring UGM’ Hadapi Putaran Kedua2 Tewas, Fortuner Tabrak Truk di Tol Jagorawi KM36
“Kita rencanakan aksi damai. Tujuannya memberikan dukungan moral dan mendorong pihak Kejaksaan mengusut tuntas kasus tersebut. Kami tidak mau kecolongan dan jangan sampai kasus ini berhenti begitu saja,” kata Ketua Aldera Cirebon, Warcono Semaun, Minggu, (14/1).
Warcono mengungkapkan, Aldera perlu mengawal kasus tersebut, supaya publik tahu, bahwa ada kasus yang lumayan besar yang sedang ditangani Kejari Kabupaten Cirebon. Kalau tidak dikawal, dikhawatirkan kasus-kasus tersebut akan hilang begitu saja, tanpa ada alasan yang jelas.
“Untuk itu, Aldera akan meminta rekanan yang mengerjakan gapura, segera diperiksa secara intensif. Kami meminta direktur CV. Caesar Utama Karya serta konsultan proyek taman pataraksa diperiksa serius oleh kejaksaan. Kami menduga, ini semua kesalahan pelaksana dan pihak konsultan,” ujarnya.
Sementara, kasus ambruknya atap baja ringan di SMP Negeri 2 Greged, Aldera menilai bahwa persoalan ini tidak boleh dikesampingkan. Masalahnya, lanjutnya, atap baja ringan tersebut umurnya belum ada dua tahun, tapi kenapa sudah ambruk. Disinilah peran kejaksaan yang harus segera melakukan pemeriksaan secara serius pada dua kasus besar ini.
“Kami mau tahu, sudah sejauh mana keseriusan pihak kejaksaan memperoses kasus ini. Toh pelaksana proyek dan konsultan baja ringan juga harus diperiksa. Kalau ditemukan kesalahan fatal, ya jadikan tersangka dong,” pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan siswa dan siswi kelas 7B di SMPN 2 Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon sempat terjebak di bawah kolong meja saat terjadinya peristiwa atap ambruk. Hal ini diungkapkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Greged, Heriyanto, kepada wartawan, Jumat (12/1).
Menurutnya, kronologi kejadian ambruknya atap bangunan ruang kelas, guru dan WC disekolahnya bermula pada sekitar pukul 09.00. Ia mengaku sempat keliling ke ruang guru dan pada saat keluar dari terdengar suara keras dari ambruknya atap ruangan tersebut.