Lebih lanjut Dwikorita berharap berbagai knowledge yang dihasilkan berbagai lembaga maupun peneliti dan akademisi dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah, utamanya untuk penyempurnaan dalam perencanaan serta dalam penguatan literasi kebencanaan masyarakat dan aksi mitigasi.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Nasional BMKG, Daryono mengungkapkan bahwa gempabumi Sumedang memberi Indonesia sejumlah pelajaran penting. Diantaranya, pertama, pentingnya mitigasi konkrit dengan mewujudkan bangunan dengan struktur kuat dan Rencana Tata Ruang Wilayah yang aman, berbasis risiko gempabumi.
Kedua, mitigasi gempabumi juga sangat penting meski di wilayah dengan aktivitas kegempaan rendah. Ketiga, Gempa Sumedang memberi pesan agar tidak mengabaikan setiap gempa kerak dangkal, meskipun magnitudonya kecil. Dan, keempat gempabumi Sumedang memberi pesan akan pentingnya kesiapsiagaan (preparedness) terhadap bencana gempabumi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Baca Juga:Wakil Menteri Pertahanan Angkat Bicara Soal Pembelian Pesawat Tempur BekasBerikut Rancangan Jadwal Jika Terjadi Pilpres Putaran Kedua
Sebagai informasi, hadir sebagai pembicara dalam acara Webinar “Kupas Tuntas Gempa Sumedang M4,8 31 Desember 2023”, Dr. Gayatri I Marliyani dari Teknik Geologi Univeristas Gadjah Mada , Dr. Supartoyo Badan Geologi, Dr. Dimas Salomo Sianipar Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG), Dr. Mudrik R Daryono Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Pepen Supendi BMKG, dan Ahmad Arif Kompas, dengan Penanggap oleh Prof. Yan Sophaheluwakan dari Universitas Indonesia dan Prof. Irwan Meilano ITB.
Acara tersebut dihadiri sekitar 1.000 peserta melalui Zoom dan Youtube Channel. (*)