MENTERI Pertahanan RI Prabowo Subianto angkat suara perihal kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia yakni naiknya permukaan air laut khususnya di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa. Wilayah ini harus dilindungi oleh Giant Sea Wall atau tanggul raksasa.
“Giant Sea Wall ini yang merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hilangnya banyak lahan-lahan kita, dan terutama kualitas hidup sebagian rakyat kita, sungguh-sungguh mengenaskan dan sama sekali tidak manusiawi,” ujarnya dalam acara Seminar Nasional Giant Sea Wall, Di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1).
Bila proyek ini tidak diteruskan, bisa-bisa kawasan Pantura alias pantai utara Jawa tenggelam.
Baca Juga:Deteksi Aktivitas Gempa Susulan di Sumedang, Ini yang Dilakukan BMKGPPATK Temukan Rp195 Miliar dari Luar Negeri ke Rekening 21 Bendahara Parpol
Dia juga mengungkapkan Giant Sea Wall harus dibangun untuk menyelamatkan 50 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di pantai utara dan laut Jawa.
“Kita harus kumpulkan otak-otak terbaik bangsa, segera kita percepat pembangunan Giant Sea Wall untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta masyarakat yang hidup di Pantura Jawa,” ujar Prabowo.
Prabowo mengungkapkan kemungkinan untuk membangun Giant Sea Wall butuh US$ 50-60 miliar atau Rp 775-930 triliun. Belum lagi proyek ini juga butuh waktu yang lama untuk, bahkan di Belanda saja butuh 40 tahun.
Prabowo mengungkapkan kondisi air laut yang terpantau terus naik dari tahun ke tahun bukanlah permasalahan yang lumrah. Dia menegaskan hal itu tidak bisa ditoleransi hingga 15 tahun yang akan datang.
“Tidak boleh kita anggap sebagai hal lumrah atau hal yang bisa kita toleransi untuk 10-15 tahun yang akan datang,” tegasnya.
Dia bahkan mengatakan dirinya merasa terpanggil untuk berkontribusi menyelesaikan masalah naiknya permukaan laut tersebut dengan membangun Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa.
Walaupun, Prabowo mengatakan hal tersebut bukanlah kapasitas dirinya sebagai Menteri Pertahanan RI, namun dia tetap merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi sebagai pemimpin politik di Indonesia.
Baca Juga:Bagaimana Persiapan Mitigasi di Wilayah Cirebon dan Sekitarnya?PPATK Temukan Transaksi Mencurigakan dari 100 Caleg Rp51 Triliun
“Terus terang saja, bukan kapasitas saya sebagai Menteri Pertahanan, tetapi kapasitas saya sebagai pemimpin politik,” tambahnya.
Dia mengatakan dirinya dalam beberapa kali masa kampanye sempat mengunjungi perumahan di sekitar Pantura Jawa yang kondisinya cukup memprihatinkan.