Untuk Gibran, PDIP sedikit melunak dan meminta Gibran untuk mengundurkan diri. Namun, Gibran sudah bukan dianggap kader PDIP karena sudah menjadi calon usungan partai lainnya.
Selain itu, hubungan tersebut diperparah saat putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep memutuskan terjun ke dunia politik. Mestinya Kaesang gabung PDIP lantaran partai berlambang banteng itu mengharuskan keluarga kader tak boleh beda partai. Namun alih-alih membawa Kaesang ke PDIP, Jokowi justru merestui putranya gabung ke Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Setelah dua hari dilantik anggota Kaesang menjadi Ketua Umum PSI yang berkoalisi dengan Prabowo-Gibran.
Dalam HUT PDIP, yang mendapat undangan adalah seluruh kader partai. Sementara itu, tamu undangan VVIP adalah untuk rakyat kecil. Otomatis, Gibran dan Bobby tidak akan mendapat undangan karena bukan lagi sebagai kader partai. Berbeda dengan Jokowi yang masih berstatus sebagai kader anggota PDIP, meski ditengarai orientasi politiknya telah berubah pada Pemilu 2024 ini.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa besarnya PDIP sampai berusia 51 tahun, bukan berkat jasa presiden, menteri dan para tokoh elite politik. Tetapi karena mendapat dukungan dari rakyat.
Baca Juga:Laporan Dana Awal Kampanye Parpol, PSI Rp 180 RibuPenangkapan Saipul Jamil Polisi Dinilai Arogansi Mengarah Premanisme, Begini Penjelasan ISESS
“51 tahun kita bisa menjadi seperti ini bukan karena elite, bukan karena presiden, bukan karena menteri. Tapi karena rakyat yang mendukung kita,” kata Megawati saat memberikan sambutan pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-51 di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1). (*)