Ambil contohnya Hyundai Motors yang pernah menghadapi masalah penarikan produk yang signifikan. Insiden ini, juga terjadi akibat terdapat penyelewengan atas standar keselamatan dan praktik etika dalam produksi kendaraan.
Skandal lainnya pernah terjadi pada uji emisi Hino Motors. Perusahaan telah mengakui memalsukan data emisi ratusan ribu kendaraan. Situasi ini paralel dengan skandal emisi Volkswagen, di mana perusahaan mengaku melakukan kecurangan dalam uji emisi jutaan mobil diesel.
Penipuan ini tidak hanya menimbulkan konsekuensi hukum dan sanksi finansial yang signifikan bagi Volkswagen, namun juga menyoroti masalah praktik tidak jujur yang lebih luas dalam industri otomotif.
Baca Juga:PPATK: Perputaran Dana Judi Online Rp327 triliun, Dimainkan 3.295.310 Orang, Begini ModusnyaProyek Capai Rp3,03 triliun untuk 5 juta set APD, Ada Dugaan Banyak Pihak Terlibat Uang Korupsi APD Covid-19
Insiden melibatkan Toyota, Daihatsu, Hyundai, dan Volkswagen di atas tentu menyoroti pentingnya integritas dan kejujuran dalam industri otomotif. Sebab ini adalah tentang melindungi konsumen, menjaga reputasi merek, dan mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan di sektor apa pun untuk mematuhi standar etika, memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan.
Uji tabrak merupakan komponen penting dalam industri otomotif, yang menjamin keselamatan kendaraan dan penumpangnya. Salah satu tujuan utama pengujian tabrakan untuk menilai kelayakan kendaraan. Maka, produsen semestinya tak boleh abai dalam hal ini.
Perlu dicatat, umumnya uji tabrak ini melewati lima tahapan tes.
Pertama tes kecelakaan frontal. Ini adalah salah satu jenis tes tabrakan yang paling umum dilakukan untuk mengevaluasi kinerja kendaraan dalam tabrakan langsung. Dalam pengujian ini, sebuah kendaraan didorong ke dalam penghalang kaku atau kendaraan lain dengan kecepatan yang telah ditentukan.
Kedua tes kecelakaan samping. Ini dikenal sebagai tes dampak lateral, dirancang untuk mengevaluasi kemampuan kendaraan dalam melindungi penumpangnya jika terjadi tabrakan samping. Tes ini mensimulasikan skenario seperti kendaraan ditabrak oleh kendaraan lain atau benda diam seperti tiang.
Ketiga tes kecelakaan rollover. Tes tabrakan terguling dilakukan untuk menilai stabilitas kendaraan dan perlindungan penumpang selama kejadian terguling. Terguling terjadi ketika kendaraan kehilangan kendali dan terjungkal ke samping atau atapnya.
Keempat tes tabrakan belakang. Ini fokus pada evaluasi kinerja kendaraan dalam melindungi penumpangnya saat tabrakan dari belakang. Pengujian ini mensimulasikan skenario ketika kendaraan ditabrak dari belakang oleh kendaraan lain, biasanya pada kecepatan rendah hingga sedang.