DAIHATSU menghentikan produksinya di Jepang setelah skandal uji keselamatan terbongkar. Anak perusahaan Toyota tersebut mengakui memalsukan data hasil uji keselamatan mobilnya selama lebih dari 30 tahun.
“Kami mengkhianati kepercayaan pelanggan kami,” kata CEO Daihatsu Soichiro Okudaira pada konferensi pers di Tokyo bulan Desember 2023. “Semua kesalahan ada pada manajemen.”
Daihatsu Motor Co Ltd (Daihatsu), Jenama di bawah naungan Toyota Motor Corp, terbukti memanipulasi hasil uji keselamatan pada model mobil tertentu. Praktik kecurangan tersebut bahkan diketahui telah dilakukan lebih dari 30 tahun, sebelum akhirnya terbongkar ke publik.
Baca Juga:PPATK: Perputaran Dana Judi Online Rp327 triliun, Dimainkan 3.295.310 Orang, Begini ModusnyaProyek Capai Rp3,03 triliun untuk 5 juta set APD, Ada Dugaan Banyak Pihak Terlibat Uang Korupsi APD Covid-19
Hasil investigasi yang dilakukan tim independen menemukan 174 kasus baru di 25 item pengujian. Terdapat pula kejanggalan pada 64 model dan 3 mesin pada produksi kendaraan mereka.
Hasil temuan itu membuat perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara produksinya di empat pabrik: Shiga, Kyoto, Oita, dan kantor pusat Daihatsu di Osaka sampai waktu belum ditentukan.
Komite Pihak Ketiga Independen yang diketuai oleh Makoto Kaiami, juga menemukan permasalahan pada unit kontrol airbag (ECU). Terdapat perbedaan pada unit airbag untuk pengujian dan yang digunakan pada produksi massal beberapa model Daihatsu, yakni Daihatsu Move, SUBARU Stella, Daihatsu Cast, Toyota Pixis Joy, Daihatsu Gran Max, Toyota Kota Ace, Mazda Bongo.
Tidak sampai di situ, beberapa sertifikasi uji tabrak juga terbukti hanya dilakukan di satu sisi. Uji tabrak keselamatan hanya dilakukan di sisi kursi penumpang (kiri). Kemudian hasil tersebut digunakan untuk uji sisi kursi pengemudi (kanan).
Sejatinya, masalah uji tabrak dipalsukan pertama kali terungkap pada April 2023. Saat itu Daihatsu mengakui telah memanipulasi data pada empat model yang diproduksi di Thailand dan Malaysia dari 2022 hingga tahun ini.
Sejak saat itu, perusahaan terang-terangan mengungkap masalah serupa telah terjadi di hampir seluruh proses produksi mereka. Laporan investigasi dari komite independen pihak ketiga bahkan mengungkapkan bahwa Daihatsu telah memalsukan data uji keselamatan sejak tahun 1989.
Tentu ini menandakan bahwa kecurangan telah berlangsung secara sistematis dan terencana selama 3 dekade. Daihatsu mengakui kecurangan tersebut sebagai upaya untuk mencapai target penjualan dan keuntungan. Pihak perusahaan pun menegaskan bahwa tindakan ini tidak bertujuan untuk membahayakan keselamatan penumpang.