KABUPATEN Sumedang diguncang gempa bumi berkekuatan mencapai 4,8 dengan episenter di darat, 2 km Timur Laut dari pusat Kota Sumedang, Jawa Barat pada 31 Desember 2023. Gempa tersebut terjadi pada kedalaman hiposenter 5 km dari permukaan bumi.
Sebelumnya, terjadi 2 kali gempa pendahuluan pada pukul 14.35 yang berkekuatan 4,1 skala richter dan gempa kedua pada pukul 15.38 dengan kekuatan 3,8 skala richter dan setelah itu disusul beberapa kali gempa susulan dengan kekuatan antara 2,4 sampai dengan 4,5 skala richter.
Penyebab terjadinya gempa menurut Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena pergerakan gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diakibatkan aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber merupakan komnbinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique thrust fault), berarah utara selatan.
Baca Juga:PPATK Temukan Transaksi Mencurigakan dari 100 Caleg Rp51 TriliunPrabowo: Luar Biasa, Saya Terima Nilai 11 dari Orang yang Saya Beri Kebaikan, Kalau dari Ente Mah, Emang Gue Pikirin?
Dan ditambahkan pula BMKG menemukan temuan baru sesar aktif yang tidak terpantau sebelumnya, yang menjadi penyebab utama gempa di Sumedang serta dinamakan sebagai sesar Sumedang.
Melihat penyebab permasalahan di atas penyebab utama pergerakan aktif Sesar Sumedang, bagaimana dengan Cirebon dan sekitarnya dan apakah terbebas dari bencana gempa ??
Cirebon dan wilayah sekitarnya , Badan Meteorologi Klmatologi dan Geofisika mencatat Wilayah Cirebon terdapat bebarapa sesar aktif yang menyebabkan kerap terjadinya gempa meski masih dalam skala kecil. Wilayah Cirebon dan sekitarnya dilalui sesar yang cukup besar yang melintas dari Jawa Timur hingga Jawa Barat.
Ada 3 sesar aktif di wilayah Cirebon yaitu :
- Sesar Patahan Baribis Kendeng (Cirebon 1) , yang membentang sepanjang 15 km di wilayah kota Cirebon;
- Sesar Patahan Baribis Kendeng (Cirebon 2), dengan bentangan 18 km di wilayah pantai utara (Pantura) Kabupaten Cirebon;
- Dan sesar darat aktif yaitu Gunung Ciremai , dengan bentangan 20 km.
Dari ketiga patahan sesar aktif , patahan aktif Cirebon 1 diapit sebelah kiri patahan Gunung Ciremai , sedangkan sebelah kanan diapit patahan sesar aktif Cirebon 2.
Dengan kondisi seperti itu Pemerintah Daerah di Ciayumajakuning harus mempersiapkan langkah-langkah mitigasi kebencanaan. Permendagri No. 101 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Urusan Bencana, setiap pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun Kajian Risiko Bencana (KRB) dan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), yang nantinya dokumen tersebut akan digunakan sebagai salah satu dasar untuk menyusun dokumen rencana pembangunan daerah.