Maka baliho politik akan jauh lebih bermanfaat jika dana yang mereka anggarkan mencetak alat peraga kampanye yang disalurkan untuk menanam pohon. Pada pemilu 2024, ada sekitar 8.000 calon legislator nasional yang berlomba merebut perhatian melalui baliho. Bayangkan, jika satu calon legislator memasang minimal 1 baliho di tiap provinsi terpasang di sekujur tubuh Indonesia. Emisi karbon yang dihasilkannya setara CO2 yang harus diserap 300 lebih pohon trembesi selama setahun.
Jumlah ini naik ribuan kali lipat seiring bertambahnya jumlah baliho yang dipasang para politikus. Jika dikonversi ke lahan, emisi karbon baliho sebanyak itu harus diserap oleh hutan trembesi seluas enam kali lapangan sepak bola. Bayangkan jika satu politikus menyebar 1.000 baliho di seluruh Indonesia.
Emisi karbon baliho politik bukan satu sumber saja. Baliho pemasaran produk juga marak sehingga konsentrasi gas rumah kaca Indonesia makin naik seiring pertumbuhan ekonomi karena baliho menjadi alat bantu dalam kampanye dan pemasaran. Emisi gas rumah kaca Indonesia diperkirakan mencapai 2,8 miliar ton setara CO2 pada 2030—dua kali lipat dari emisi Indonesia hari ini. (*)