TIONGKOK mengatakan badan keamanannya menemukan insiden spionase yang melibatkan Badan Intelijen Rahasia Inggris, juga dikenal sebagai MI6, menggunakan orang asing di Tiongkok untuk mengumpulkan rahasia dan informasi.
Kasus yang dilaporkan Tiongkok ini menyoroti perdebatan sengit yang sedang berlangsung antara kedua negara tersebut atas tuduhan adanya dugaan tindakan spionase yang mengancam keamanan nasional masing-masing negara.
Kementerian Keamanan Negara Tiongkok mengungkapkan di akun media sosial WeChat Senin 8 Januari 2024 bahwa orang asing, yang hanya diidentifikasi dengan nama keluarga Huang, bertanggung jawab atas sebuah lembaga konsultan luar negeri, dan pada tahun 2015, dan MI6 menjalin “hubungan kerja sama intelijen” dengan orang tersebut.
Baca Juga:Penuh Sesak Wajah Caleg di Pohon, Sampah Visualnya Berbahaya hingga Biaya Baliho Mahal dan Tak Pengaruhi ElektabilitasPNS 30 Tahun Lebih Alasan Hakim Ringankan Hukuman, Divonis 14 Tahun Penjara, Rafael Alun Trisambodo: Pikir-pikir Yang Mulia
Setelah itu, M16 menginstruksikan Huang untuk memasuki Tiongkok beberapa kali, dan menginstruksikan dia untuk menggunakan identitas publiknya sebagai kedok untuk mengumpulkan informasi intelijen terkait Tiongkok untuk mata-mata Inggris, kata pernyataan itu.
MI6 juga mengadakan pelatihan intelijen profesional untuk Huang di Inggris dan tempat lain, dan menyediakan peralatan spionase khusus untuk hubungan silang intelijen, kata pemerintah Tiongkok.
“Setelah penyelidikan yang cermat, badan keamanan negara segera menemukan bukti keterlibatan Huang dalam kegiatan spionase, dan mengambil tindakan hukum terhadapnya,” kata pemerintah.
Badan konsultan tersebut tidak diungkapkan oleh pemerintah Tiongkok.
Sementara itu, pemerintah Inggris mengatakan mata-mata Tiongkok menargetkan pejabat-pejabatnya yang memiliki posisi sensitif di bidang politik, pertahanan, dan bisnis sebagai bagian dari operasi spionase yang semakin canggih untuk mendapatkan akses rahasia.
Baru-baru ini, seorang peneliti di parlemen Inggris membantah bahwa dia adalah mata-mata Tiongkok.
Tiongkok berulang kali mengecam pernyataan tersebut dan juru bicara kementerian luar negeri mengatakan bahwa pernyataan tersebut “sama sekali tidak berdasar.”
“Kami mendesak Inggris untuk berhenti menyebarkan disinformasi dan menghentikan manipulasi politik serta fitnah jahat terhadap Tiongkok,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning ketika ditanyai pada konferensi pers.
Baca Juga:Sudah Ada Media Sosial Mengapa Baliho Perlu? Saat Kampanye Hanya Jadi Sampah VisualAdu Gagasan Dibarengi Ketegangan Antarcalon Presiden, Berikut Intisari Debat Pilpres ke-3
Tiongkok telah menindak apa yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya, dengan mengungkap beberapa kasus spionase dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah juga telah memperingatkan warganya di dalam dan luar negeri tentang bahaya jika terjebak dalam kegiatan spionase. Pemerintah telah mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya kontra-spionase yang mencakup pembuatan saluran untuk melaporkan aktivitas mencurigakan.