Sesi debat capres di segmen 5 masih berupa tanya jawab antar capres. Pada sesi ini, sempat dibahas soal kinerja Kemenhan selama 5 tahun masa jabatan Prabowo Subianto.
Berikut poin-poin rangkuman debat segmen 5:
Ganjar Pranowo
- Menyatakan bahwa skor untuk Kemenhan selama lima tahun terakhir adalah 5;
- Menyebut bahwa sistem pertahanan bisa dibangun dengan perencanaan konsisten;
- Menyebut bahwa kritik menyehatkan agar bisa menjadi negara kuat.
Anies Baswedan
- Menurut Anies, belanja alutsista tidak harus berdasarkan dengan selera, tetapi perlu menggunakan strategi yang baik;
- Mengkritik gaji TNI, Polri, dan ASN hanya naik 3 kali tanpa selama pemerintahan saat ini;
- Alutsista bekas bisa berisiko bagi para anggota TNI;
- Berbeda dengan Ganjar, Anies memberikan skor di bawah 5 untuk Kemenhan era Prabowo;
Prabowo Subianto
Baca Juga:Soroti Anies Baswedan, Media Inggris Bilangnya BeginiPrabowo Subianto: Ada Paslon Sebut Pertahanan Tidak Ada Rahasia, Ini Lucu dan Tidak Pantas Sebagai Pemimpin
- Prabowo menyatakan sudah merencanakan apa yang ditanyakan Ganjar, tetapi Kemenkeu adalah pihak yang menentukan;
- COVID-19 menjadi masalah utama yang mengganggu rencana tersebut;
- Memberi contoh bahwa di era Bung Karno seluruh alat perang juga dalam kondisi bekas untuk melawan Belanda dalam perebutan Irian;
- Mengklaim Ganjar dan Anies menyampaikan data yang salah.
6. Rangkuman Segmen 6: Penyampaian kata-kata penutup
Segmen 6 debat capres 2024 merupakan sesi bagi para capres menyampaikan kesimpulan keseluruhan hasil debat. Berikut ini beberapa poinsegmen 6 yang disampaikan oleh ketiga capres:
Prabowo Subianto
- Melanjutkan gerakan Non-Blok dan menjalin persahabatan dengan negara-negara lain;
- Mengucapkan terima kasih terhadap TNI, Polri, dan ASN yang telah berkontribusi dalam sistem pertahanan dan keamanan;
- Memastikan TNI dan Polri tetap berada di bawah kepemimpinan eksekutif dan menjamin kesejahteraannya.
Ganjar Pranowo
- Memastikan bahwa data yang ia sampaikan selama debat sudah tepat, tetapi ada beberapa data yang kurang lantaran sulitnya memperoleh data yang transparan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan);
- Membentuk duta besar siber dan krisis iklim untuk mengatasi masalah-masalah modern; Memastikan politik luar negeri tetap bebas aktif;
- Memastikan alutsista harus siap tempur dan zero tolerance terhadap kecelakaan alutsista; Memastikan peningkatan anggaran di sektor keamanan dan pertahanan;
- Memastikan peningkatan profesionalisme Polri, peningkatan kesejahteraan, dan pemberian beasiswa terhadap taruna.