Ia didanai dan dilatih di bawah program yang dikelola oleh Letnan Jenderal Keith Dayton, menargetkan pejuang pembebasan Palestina, pemimpin politik, dan pendukung Hamas.
Dahlan pernah memimpin kudeta terhadap pemerintah Hamas yang dipercaya rakyat Palestina di Gaza pada 2007. Namun rencananya gagal total dan dalam beberapa hari di musim panas 2007, Hamas mengusir pasukan Dahlan dari tanah Gaza.
Pada Oktober 2007, pemerintahan Bush dilaporkan memberikan tekanan besar pada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menunjuk Dahlan sebagai wakilnya. Beberapa pejabat Fatah mengatakan bahwa AS dan beberapa negara UE telah menegaskan bahwa mereka ingin melihat Dahlan menggantikan Abbas sebagai kepala PA.
Baca Juga:Sempat Ikuti Ibadah Minggu Pagi, 56 Tahanan Lapas Sorong Kabur, 6 DitangkapKasus Sindikat Curanmor di Sidoarjo, 3 Oknum TNI Diperiksa Pomdam V/Brawijaya
Dahlan pertama kali mencari perlindungan di Tepi Barat, namun segera berselisih dengan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas. Dia melarikan diri dari Ramallah pada 2010, setelah dituduh oleh partainya sendiri melakukan korupsi.
Dahlan juga sempat dituduh melakukan kampanye kotor terhadap Menteri Urusan Sipil PA Hussein Sheikh pada September 2012, ia juga dituduh terlibat dalam skandal seks dengan seorang karyawan wanita di departemennya.
Reputasinya terus, khususnya rusak dalam ‘Skandal Karni 1997’ ketika terungkap bahwa Dahlan mengalihkan 40% pajak yang dipungut di Karni Crossing (diperkirakan satu juta Shekel sebulan) ke rekening bank pribadinya.
Dahlan dihukum in absentia oleh pengadilan Palestina pada tanggal 15 Desember 2016 karena mencuri 16 juta Dolar AS dan dijatuhi hukuman penjara tiga tahun. (*)