Padahal, sebelumnya, Kemenhan RI telah meneken kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar.
Pengadaan pesawat Mirage beserta dukungannya dilakukan berdasarkan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022.
Berdasarkan dokumen, pengadaan tersebut dituangkan dalam kontrak jual beli nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.
Baca Juga:Debat Ketiga Pilpres 2024: Bagaimana Strategi Para Capres?Kekhawatiran Capres Nomor 1 Ganjar Pranowo Soal Etika Politik Presiden Jokowi
Materiil kontrak tersebut meliputi 12 MIRAGE 2000-5 Ex. Qatar Air Force (9 Single Seat And 3 Double Seat, 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service (3 Years), Training Pilot And Technician, Infrastructure, dan Weaponary. Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak.
Pesawat tempur bekas ini akan dikirim dalam waktu 24 bulan setelah kesepakatan ditandatangani, dan akan digunakan sementara Indonesia menunggu kedatangan 42 jet tempur Rafale yang telah dibeli Jakarta pada tahun 2022 dengan harga US$8,1 miliar. Direncanakan pesanan pesawat Dassault Rafale baru tiba di Tanah Air lima tahun lagi.
Rencana pembelian pesawat-pesawat Mirage itu telah dikritik oleh beberapa anggota parlemen karena dianggap sudah tua.
Keputusan untuk menunda pembelian Mirage muncul meskipun Presiden Joko Widodo telah menyetujui peningkatan belanja pertahanan sebesar 20% hingga akhir tahun 2024 guna melipatgandakan piranti keras militer menjadi $25 miliar.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang sejauh ini merupakan calon paling unggul dalam pemilihan presiden yang akan diadakan pada 14 Februari nanti, telah mengawasi upaya-upaya militer untuk memodernisasi armada militer yang sudah tua. Ini mencakup pembelian 12 pesawat tak berawak baru dari Turkish Aerospace dan pesawat-pesawat tempur serta helikopter-helikopter angkut dari perusahaan-perusahaan Amerika, seperti Boeing dan Lockheed Martin. (*)