Masih menurut laporan Yeni Safak, Golan dan Gilmore menerima 1,5 juta Dolar AS per bulan dalam gaji dan bonus, jumlah yang mereka tolak untuk diungkapkan, karena berhasil membunuh target mereka. Mereka juga mengatakan bahwa kesepakatan itu termasuk melatih tentara UEA dalam taktik komando. Meskipun ia telah diusir dari Fatah atas permintaan Mahmoud Abbas, Dahlan terus menikmati dukungan luas di antara para kader Fatah di Jalur Gaza. Loyalis Dahlan bahkan secara teratur bentrok dengan pendukung Fatah Abbas.
Dahlan telah tinggal di Uni Emirat Arab dan menjadi sangat dekat dengan putra mahkota Abu Dhabi, Mohammad bin Zayed. Ia mulai mengumpulkan kekayaan di Gaza sebelum pengasingannya pada tahun 2006, kekayaannya di UEA tumbuh dengan subur.
Ketika diwawancarai oleh The New York Times dengan judul In Muhammad Dahlan’s Ascent, a Proxy Battle for Legitimacy Peter Baker merasa takjub atas kekayaan Dahlan dari paragraf pertama laporannya, “Rumahnya yang luas di Abu Dhabi, memiliki sofa-sofa mewah, langit-langit berkubah, dan lampu gantung. Kolam infinity di bagian belakang tampaknya tumpah ke jalur air yang berkilau.”
Baca Juga:Prabowo Subianto: Tanpa Kekuatan Militer akan Dilindas Seperti GazaAnies Baswedan Kritik Prabowo Subianto: Anggaran Rp700 Triliun, Kementerian Pertahanan Lemah Bidang Siber
Sampai hari ini, jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza mencapai 22.722 orang. Agresi Israel telah mengakibatkan kematian 10.000 anak-anak, 326 pekerja medis dan 107 pekerja media. Sekitar 60 persen infrastruktur rusak atau hancur, dan hampir dua juta penduduk mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Kolomnis Middle East Monitor (MEMO), David Hearst menulis kolom berjudul Mohammed Dahlan: Philanthropist or notorious fixer? mempertanyakan ada apa “pencuri”yang melarikan diri dari Palestina ini tiba-tiba begitu dekat dengan keluarga Kerajaan UEA?
“Mengapa Dahlan mengatakan dalam wawancara dengan stasiun radio Monte Carlo Doualiya pada Februari 2015 bahwa ia memiliki “hubungan pribadi” dengan kepemimpinan UEA? Dan mengapa Dahlan menggambarkan pangeran mahkota dalam sebuah wawancara dengan Al-Youm7 pada 1 September 2015 sebagai “saudara laki-laki dan temannya”?”, tulis David.
Dalam sebuah artikel berjudul The secret connection: Muhammad Dahlan and the Saudi royal family, oleh Pinhas Inbari menyebutkan, Dahlan, juga memiliki markas di Uni Emirat Arab (UEA) serta hubungan khusus dengan Pangeran Bandar bin Sultan Arab Saudi. Alasan lain dukungan Saudi dan Negara-negara Teluk kepada Dahlan adalah kehawatiran adanya aliansi antara Hamas dan Iran.