SEJUMLAH prediksi pembahasan yang akan muncul dari debat pilpres putaran ketiga yang akan mengangkat tema “Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri.” Debat yang akan dilakukan pada Minggu (7/1) malam akan menunjukkan arah visi misi dari masing-masing capres.
Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyinggung proyek kapal selam yang dibatalkan capres Prabowo Subianto yang juga menjabat sebagai menteri pertahanan.
Ganjar mulanya menerangkan, prioritas matra yang harus diperkuat. Ia kemudian menyebut yang mesti diperkuat hari ini adalah laut. Selanjutnya, dia menyebut udara.
Baca Juga:Prabowo Subianto: Alutsista Barang Bekas Itu Menyesatkan Rakyat, Tidak Pantas Seorang Profesor Ngomong BegituLongsor di Lokasi Obyek Wisata Mata Air Aqua Cipondok Subang, 2 Warga Meninggal Dunia
Ia lantas menyinggung industri pertahanan dalam negeri harus diperkuat. Hal ini agar perencanaan pembangunan bisa konsisten. Ganjar kemudian menyinggung proyek kapal selam yang dibatalkan Prabowo.
“Agar kita bisa konsisten dalam perencanaan pembangunan termasuk ketika kita membuat kapal selam yang telah dimulai PT PAL yang kerjasamanya kalau tidak salah bapak batalkan dengan Korea Selatan. Tolong Pak kalau saya keliru, ini kesempatan bapak untuk bisa menjelaskan,” kata Ganjar dalam Debat Ketiga Capres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Pada Rabu, 20 November 2020, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, PT PAL Indonesia (Persero) menyebutkan kebutuhan kapal selam dalam negeri sebanyak 12 unit berdasarkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang harus dipenuhi dalam kurun waktu hingga 2024. Pemenuhan kapal selam ini bakal dipenuhi dari kerja sama yang dilakukan perusahaan dengan produsen asal Korea Selatan.
Plt Direktur Utama Pal Indonesia Etty Soewardani ketika itu mengatakan dari kerja sama ini Indonesia telah menerima tiga kapal selam, yakni Nagapasa, Ardadedali dan Alugoro. Kapal selam Alugoro baru akan diserahterimakan pada Desember 2020. Ketiga kapal selam ini merupakan batch pertama dari empat batch yang direncanakan akan dipenuhi.
“Batch kedua akan dibangun kapal keempat, kelima dan keenam. Saat ini kontraknya sudah tanda tangan Maret 2019 tetapi efektif kontraknya masih belum,” kata Etty dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu 18 November 2020 lalu.
Sebelumnya oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan ketiga kapal hasil kerja sama dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd (DSME) ini dibangun dengan ketentuan berbeda-beda.