Pembelian alutsista diprediksi masih akan dilakukan mengingat besarnya anggaran yang diterima Kementerian Pertahanan pada tahun depan. Jatah anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 135,45 triliun dalam RAPBN 2024. Besarnya anggaran ini membawa Kemenhan berada diposisi kedua dengan Kementerian/Lembaga (K/L) belanja terjumbo.
Menilik data Kementerian Keuangan, selama Prabowo menjabat sebagai Menteri pada 2020 anggaran langsung naik Rp 156 triliun alias naik 18,66% dibandingkan tahun sebelumnya. APBN 2020 menjadi APBN pertama yang dirancang sepenuhnya oleh jajaran Prabowo.
Melihat trennya, sejak 2020-2023 anggaran Kemenhan ini tampak fluktuatif. Namun, anggaran tertinggi terjadi pada tahun 2020 yakni mencapai Rp 150,44 triliun.
Baca Juga:Kekhawatiran Capres Nomor 1 Ganjar Pranowo Soal Etika Politik Presiden JokowiKPU: Penggunaan Singkatan di Debat, asal Dijelaskan, Anies Baswedan Dikawal 125 Jenderal di Debat Presiden Putaran Ketiga
Jika dikalkulasi sepanjang kepemimpinan Prabowo Subianto, periode 2020-2024 bisa mencapai Rp 692,92 triliun atau hampir Rp 700 triliun.Ini menjadi tahun terakhir ia mengemban tugas sebagai Menhan di Kabinet Indonesia Maju.
Jika menghitung awal jabatan hingga tahun ini maka anggaran yang sudah dihabiskan Prabowo Subianto mencapai Rp 557 triliun. Namun, anggaran sebesar itu tentu saja tidak hanya digunakan untuk pembelian alutsista tetapi juga keperluan lain, termasuk Rp 50 triliun untuk belanja pegawai.
Kementerian Pertahanan sendiri tidak pernah memberi detail pasti berapa nilai alutsista yang diborong Prabowo. Namun, alokasi anggaran tiap tahun yang terus melonjak mencerminkan jika alutsista Prabowo jelas bukan barang murah.
Sebagai gambaran, nilai kontrak pembelian 42 unit pesawat Rafale itu buatan Dassault Aviation, Prancis, disebut-sebut mencapai US$8,1 miliar atau sekitar Rp116 triliun (kurs Rp14.350/US$).
Kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar diperkirakan mencapai US$792 juta atau Rp12,1 triliun (kurs US$1=15.280). Yang terbaru, pesawat tempur F-15EX produksi Boeing diperkirakan ada dibanderol US$ 87,7 juta atau Rp 1,34 triliun.
Pengadaan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpahankam) rawan korupsi
Dalam menyusun postur pertahanan, Indonesia ini akan tetap bergantung dengan alutsista dari luar, apakah mempunyai kebijakan untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, atau industri nasional.
Dalam tema yang luas ini, terdapat sejumlah isu krusial yang selama ini menjadi persoalan, dan akan menjadi PR bagi presiden lima tahun ke depan, adalah pengadaan alpahankam yang rawan korupsi. Alpanhankam, atau alat pertahanan dan keamanan, adalah segala alat perlengkapan untuk mendukung pertahanan negara serta keamanan dan ketertiban masyarakat.