Apalagi, kelompok masyarakat miskin dan berpendidikan rendah, paling mudah dibeli suaranya. Masyarakat juga lebih berani meminta kompensasi atas suara mereka. Setiap datang ke kelompok masyarakat untuk melakukan sosialisasi, yang ditanyakan sebelumnya adalah apa yang dibawa para caleg. Dengan kondisi ini, caleg bermodal besar lebih berpeluang jadi dibanding mereka yang memiliki kapasitas intelektual maupun sosial.
Bentuk politik uang di masa kampanye dan hari tenang serta hari H pencoblosan, sudah berbeda. Dalam bentuk apa yang disebut sebagai club goods, Barang-barang untuk kelompok. Misalnya bantuan untuk ibu-ibu pengajian, gereja, untuk klub bola voli, untuk karangtaruna. Ini lebih banyak di periode kampanye terbuka. Tapi untuk masa tenang dan hari H pemungutan suara, hampir bisa dipastikan bentuknya adalah uang cash dan dalam bentuk Sembilan Bahan Pokok (Sembako).
Masyarakat ini semacam berkepribadian ganda. Satu sisi mayoritas mengaku tidak boleh memberi barang atau uang, tetapi di sisi lain jika ada yang memberikan, mayoritas mau menerima. Bahkan, kalangan milenial yang sempat dianggap alergi politik uang, tetap mau menerima. Kabar baiknya, semakin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan, penerima politik uang semakin kecil.
Baca Juga:Lawatan di Cirebon Bertemu dengan Para Gus dan Ning, Gibran ‘Fun Futsal Sarungan Bareng Samsul’Sayuran Ini Punya Reputasi Buruk Bikin Panjang Gejala Batuk, Begini Cara Penyembuhan Secara Alami
Problem politik uang bukan semata-mata problem masyarakat yang mau menerima. Tetapi yang lebih mengerikan, ketika politik uang sudah menjadi komitmen buruk, komitmen jahat para kandidat. Jadi, kita membutuhkan pendidikan politik, bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga untuk para kandidat. Tanpa itu, seluruh puja-puji prosedural demokrasi yang kita miliki sebenarnya adalah pepesan kosong.
Visi misi dan program kerja yang baik diperlukan oleh bakal calon legislatif (caleg) untuk berpartisipasi di pemilihan umum (pemilu). Visi misi dan program kerja caleg yang baik tentunya dapat menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih.
Visi misi caleg sebaiknya dibuat sesuai dengan program yang ingin diusung. Misalnya, visi misi caleg muda dapat berupa meningkatkan partisipasi masyarakat muda di bidang politik, sosial, dan sektor lainnya. Perancangan visi misi dan program kerja caleg sangat penting jelang masa kampanye Pemilu 2024 yang berlangsung mulai 28 November 2023.