JAGA Pemilu merupakan sebuah gerakan yang dibuat untuk memperkuat kesadaran dan pemahaman hak-hak politik, meningkatkan pengawasan proses Pemilu, serta meningkatkan partisipasi politik masyarakat melalui platform digital. Seluruh Warga Negara Indonesia, baik yang berdomisili di Indonesia maupun di luar negeri, dapat berkontribusi sebagai Penjaga Pemilu dan memilih peran masing-masing. Demikian saat delik.tv menyambangi laman resmi platform jagapemilu.com, Sabtu (6/1).
Jaga Pemilu telah meluncurkan platform digitalnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (5/1). Platform jagapemilu.com ini dibuat untuk mengajak masyarakat mengawal proses demokrasi yang jujur, adil dan transparan.
Peluncuran platform digital ini dihadiri sejumlah tokoh seperti mantan Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Wakil Koordinator BP ICW Luky Djani, Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti dan Pendiri Gusdurian Alissa Wahid.
Baca Juga:Waspadai Sejumlah Modus Kecurangan Pilpres 2024, Tim Hukum Nasional AMIN Bikin Posko PengaduanHujan deras picu longsor di Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Sukabumi
Hadir juga Sisiolog Fisip UI Meuthia Ganie, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, mantan Ketua Bawaslu Abhan, mantan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay dan Pemerhati Pemilu Bersih Eddy Wijaya.
Eddy Wijaya menyambut positif peluncuran platform digital jagapemilu.com ini. Menurutnya, ini hal baik untuk mengawal supaya Pemilu ini bisa berlangsung secara jujur adil dan juga netral.
“Proses perjalanan Pemilu ini bisa aman dan kondusif. Itu yang paling penting,” kata Eddy usai acara peluncuran platform tersebut.
Meski demikian, Eddy mengimbau kepada Perkumpulan Jaga Pemilu ini supaya memverifikasi ketat relawannya. Jangan sampai ada yang berasal dari pihak-pihak tertentu yang justru ingin melakukan kecurangan.
“Nah, supaya bisa berjalan netral, semua orang yang ikut menjadi relawan harus diverifikasi dengan benar. Termasuk nantinya dapat menyaring dengan benar jika ada laporan dan bukti kecurangan yang di-upload ke website jagapemilu.com,” ujarnya.
Jika relawannya tidak netral, kata Eddy, bisa saja laporan yang dibuat tidak sesuai dengan kenyataan atau direkayasa. Menyudutkan salah satu Paslon atau peserta Pemilu lainnya.
Menurut Eddy, pengawasan dari masyarakat itu jauh lebih penting. Pasalnya, jumlah personel dari pihak penyelenggara Pemilu sangat terbatas jumlahnya.