“Normal saja berpikirnya, ini sudah delapan kali dia (anggota TNI mengingatkan) makanya dia langsung mencegat yang berikutnya, terjadi reaksi seperti itu,” imbuh Maruli.
Menurut Maruli, para anggotanya terpancing emosi karena rombongan relawan itu kembali melintas dengan suara bising, tapi pengeroyokan itu tidak direncanakan sebelumnya.
“Orang lagi ngumpul-ngumpul main voli kok, dongkol saja dia, kalau misalnya kita punya rencana dari awal masa mukulin di jalan?” ujar Maruli.
Baca Juga:Samsung Gelar Galaxy Unpacked 2024, Ada Fitur Kecerdasan Buatan di Galaxy S24 seriesBersama Perempuan Artis Lawas Era 1990 Inisial NN, Ibra Azhari Tidak Kapok Pakai Narkoba Masih Tanda Tanya
Mantan pangkostrad ini pun menilai wajar apabila anak-anak buahnya itu tersulut emosi karena merasa terus-terusan diganggu. Menurut Maruli, emosi itu pula yang membuat para anggota TNI itu akhirnya main hakim sendiri, bukannya membawa para relawan yang mengganggu ketertiban itu untuk diproses hukum.
“Namanya pemukulan itu jelas, saya bilang itu jelas yang namanya pemukulan salah, apa pun, kadang-kadang defensif pun jadi salah, itu pemukulan, jelas hukumnnya ada,” ujarnya. (*)