CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan rantai makanan bisnis cepat saji tersebut mengalami pukulan berat menyusul pelanggan memboikot perusahaan di Timur Tengah karena dianggap mendukung Israel. Demikian dilansir dari Independent, Sabtu (6/1).
“Seruan dari kelompok pro-Palestina untuk memboikot McDonald’s didasarkan pada informasi yang salah,” katanya.
Diketahui, Kempczinski adalah bos kedua bisnis global besar yang terdampak ketegangan perang Israel-Gaza. CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, bulan lalu, mengatakan perusahaannya adalah korban dari representasi yang keliru di media sosial.
Baca Juga:Dugaan Penganiayaan Relawan Capres, Eks Kompolnas: Hukum Berlaku untuk Semua, Berkendara Mabuk Dan Knalpot Bising, Korban Juga Harus DihukumBupati Imron Dukung Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon Lakukan Penyelidikan Ambruknya Gapura Taman Pataraksa Sumber
Raksasa makanan cepat saji ini menjadi sasaran para aktivis setelah postingan di media sosial menunjukkan toko-toko waralaba di Israel memberikan makanan gratis kepada pasukan militer Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Langkah ini memicu seruan masyarakat memboikot merek tersebut oleh kelompok yang marah dengan respons militer Israel di Gaza, sehingga mendorong pemilik di negara-negara mayoritas muslim, seperti Kuwait, Malaysia, dan Pakistan mengeluarkan pernyataan menjaga jarak.
McDonald’s menjalankan model bisnis waralaba. Mereka bergantung pada ribuan bisnis mitranya (frenchise) yang mencapai 40.000 toko di seluruh dunia. Dari total jumlah itu, sekitar 5% berlokasi di Timur Tengah.
“Beberapa pasar di Timur Tengah dan di luar kawasan mengalami dampak bisnis signifikan akibat perang dan misinformasi yang memengaruhi merek, seperti McDonald’s,” kata Kempczinski dalam postingan blog LinkedIn pada Kamis (4/1/2024).
Dia mengatakan kesalahan infomasi itu mengecewakan dan tidak berdasar. Di setiap negara tempat beroperasi, termasuk negara muslim, McDonald’s yang diwakili pemilik lokal bekerja melayani konsumen dengan mempekerjakan ribuan warga negara mereka.
“Hati kami tetap bersama keluarga yang terkena dampak perang di Timur Tengah. Kami membenci kekerasan dalam bentuk apa pun dan dengan tegas menentang ujaran kebencian, dan kami selalu bangga membuka pintu bagi semua orang,” tambahnya.
Unggahan bos McDonald’s itu muncul ketika ketegangan boikot meningkat dalam beberapa hari terakhir. Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) yang pro-Palestina, minggu ini secara resmi menyerukan boikot terhadap McDonald’s.
Baca Juga:Dokumen 950 Halaman Bongkar Kejahatan Seksual Jeffrey Epstein, Ada 2 Mantan Presiden Amerika SerikatJasad Perempuan Ditemukan di Dalam Kubangan Air Perkebunan Ketela Magelang
Awal pekan ini, McDonald’s Malaysia menggugat grup BDS Malaysia sebesar US$ 1,3 juta (1 juta euro), karena pernyataan boikotnya merupakan fitnah dan telah merugikan McDonald’s Malaysia, menurut Reuters.