Saat Pemilu 2019 tidak ada caleg gagal yang dirawat di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional, tetapi ada pendukungnya yang dirawat. Psikologi massa dan masalah loyalitas itu tidak mudah, ini sangat berpotensi terjadi.
Gangguan stres ataupun depresi akibat pemilu ini mulai dikenal sejak 2016 di Amerika Serikat yang digagas oleh Steven Stosny, seorang psikolog di Washington DC. Pemicunya, banyak orang, berita, informasi, dan obrolan terkait pemilu yang muncul terus-menerus lalu menyebabkan kecemasan dan stres di dalam diri mereka.
”Media sosial memperkuat dan memperbesarnya. Hal ini membuatnya terus terjadi sepanjang waktu. Jadi, Anda membawa ponsel ke mana-mana dan di dalamnya ada informasi tentang itu, sangat sulit untuk menghindarinya,” kata Steven, dikutip dari psychologytoday.
Baca Juga:Pembangunan Double Track di Petak Lokasi Kecelakaan KA Turangga-KA Commuter Line Bandung Raya Rampung Pertengahan 2024Polisi Dalami Kasus Korban Mutilasi Terapis Pijat di Malang, Pastikan Ciri-ciri Struktur Tengkorak dan Gigi
Gejalanya hampir sama dengan stres pada umumnya, mulai dari susah tidur, kecemasan yang tidak perlu, mudah tersinggung, hingga ketakutan tanpa alasan. Salah satu cara mengatasinya dengan memberi jeda dan mulai berpikir rasional. (*)