Al-Sham bisa diterjemahkan menjadi Levant, Suriah besar, Suriah atau bahkan Damaskus.
Kata al-Sham secara umum digunakan dalam pemerintahan Kalifah Muslim dari abad ke-7 untuk menggambarkan wilayah di antara Mediterania dan Efrat, Anatolia (yang sekarang menjadi Turki) dan Mesir.
Kata ini digunakan di awal abad ke-20, saat Inggris dan Prancis menetapkan perbatasan baru di Timur Tengah dan munculnya negara-negara di wilayah tersebut.
Baca Juga:Iran Klaim Tangkap Sejumlah Tersangka Diduga Terlibat Serangan Bom di KermanOknum TNI Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, KSAD: Tidak Ada Kaitan dengan Netralitas TNI
Istilah Levant selama berabad-abad telah digunakan oleh penutur bahasa Inggris untuk menggambarkan bagian timur Mediterania, dengan pulau-pulau dan negara-negara yang berbatasan dengannya.
Setelah Perang Dunia Pertama, kekuatan kolonial memahami bahwa wilayah tersebut terdiri dari wilayah yang sekarang menjadi Suriah, Yordania, Lebanon, Israel, Wilayah Palestina, dan bagian tenggara Turki.
Mengapa Israel merencanakan serangan teror di Iran?
Israel telah berusaha menjalin jaringan provokasi untuk mengubah seluruh kawasan menjadi lingkaran api. Menyusul kekalahan yang signifikan pada tanggal 7 Oktober di tangan Hamas dan kinerjanya yang lemah secara keseluruhan dalam serangan darat di Gaza, Israel semakin membutuhkan keterlibatan langsung Washington dalam peperangan yang sedang berlangsung.
Meskipun secara diplomatik mendukung dan menyediakan persenjataan di Gaza, sejauh ini Amerika Serikat menunjukkan keengganan untuk meningkatkan konflik di luar Gaza. Faktanya, laporan menunjukkan bahwa AS telah menekan Israel untuk menghentikan kampanye yang sia-sia pada akhir bulan Januari.
Menyadari ketidakmampuannya untuk melenyapkan Hamas dan memburuknya kedudukannya di dunia internasional, Israel kini memandang perang regional sebagai hal yang diperlukan untuk melenyapkan poros perlawanan secara permanen. Dari sudut pandang Israel, peluang untuk menarik AS berperang dengan Iran dan kelompok sekutunya mungkin tidak akan terjadi lagi.
Motif ini telah menyebabkan serangkaian serangan terencana dalam beberapa pekan terakhir yang bertujuan memprovokasi Iran dan memicu konflik regional skala penuh. Peristiwa tersebut dimulai dengan pembunuhan seorang penasihat militer Iran di Suriah, diikuti dengan serangan yang menargetkan pemimpin Hamas di Beirut. Meskipun beberapa analis memperkirakan serangan serupa akan terjadi di wilayah Iran, namun serangan teroris yang menargetkan warga sipil secara langsung sebagian besar tidak terduga.