Teks pernyataan baru-baru ini juga menunjukkan perbedaan yang mencolok dari sebelumnya yang dibuat oleh kelompok tersebut. Secara historis, Daesh secara konsisten menyebut Iran sebagai “tanah Persia” atau “negara Khorasan.”
Namun, pernyataan terbaru dari para teroris secara eksplisit menggunakan nama sebenarnya negara tersebut: Iran. Pergeseran ini telah memicu kecurigaan mengenai asal usul pernyataan tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah pernyataan tersebut dibuat oleh entitas eksternal dan kemudian diserahkan kepada kelompok tersebut untuk disebarluaskan melalui platformnya.
Selain pejabat dan mantan pejabat Israel serta anggota militer yang mengungkapkan atas hilangnya nyawa dalam serangan Kerman di media sosial, karakteristik serangan tersebut juga menimbulkan kecurigaan tentang potensi keterlibatan Israel.
Baca Juga:Iran Klaim Tangkap Sejumlah Tersangka Diduga Terlibat Serangan Bom di KermanOknum TNI Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, KSAD: Tidak Ada Kaitan dengan Netralitas TNI
Dilansir dari Tehran Times, seorang anggota parlemen Iran yang memeriksa lokasi ledakan, mengatakan bahwa bahan peledak yang digunakan untuk memicu rompi bunuh diri diidentifikasi sebagai RDX. Dikenal karena potensinya yang jauh lebih tinggi dibandingkan TNT, RDX sering dikaitkan dengan Israel di masa lalu dalam melakukan pembunuhan yang ditargetkan di wilayah Iran.
Sebagai informasi, Daesh adalah singkatan dari kalimat bahasa Arab yang berbunyi Al-Dawla Al-Islamiya Al-Iraq Al-Sham atau Negara Islam Irak dan Suriah.
Pada dasarnya, Daesh adalah kata lain untuk ISIS, tapi kelompok ISIS sendiri sangat tidak suka jika mereka dipanggil dengan kata tersebut. Di sisi lain, kata Daes dalam bahasa Arab yang artinya “orang yang menghancurkan sesuatu di bawah kakinya“, dan Dahes yang artinya “orang yang menabur perpecahan.”
Label tersebut semakin populer meskipun atau mungkin sebagai konsekuensi langsung dari kejengkelan yang ditimbulkannya terhadap kelompok tersebut, dan sekarang digunakan secara luas di seluruh dunia oleh para politisi dan media.
Persatuan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat menggunakan ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant atau Negara Islam di Irak dan Levant.
Penyebab dari tidak konsistensi dalam penyebutan ISIS, ISIL berada dalam bahasa Arab yaitu “al-Sham”. Pada awalnya, pemberitaan media Barat tidak yakin untuk menterjemahkannya dalam bahasa Inggris karena tidak jelas apa yang sebenarnya dimaksud oleh kempok ini.