Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di Beirut dalam keadaan siaga untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon, menyusul perang Israel-Hamas yang kini meluas hingga ke Lebanon selatan. Kemlu dan KBRI Beirut terus berkomunikasi dengan WNI dan pasukan perdamaian Indonesia di Lebanon untuk mengetahui kapan evakuasi diperlukan. Demikian disampaikan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, Kamis (4/1).
“Sampai saat ini belum ada peringatan dari sistem kami untuk melakukan evakuasi. Namun, pada saat dibutuhkan, kami lebih dari siap untuk melakukan evakuasi saudara-saudara kita di Lebanon,” ujar Iqbal kepada wartawan.
Ia menuturkan bahwa konflik yang saat ini sedang berlangsung di perbatasan Israel dan Lebanon, jauh dari wilayah Lebanon itu sendiri.
Baca Juga:Zulhas Evaluasi Harga Minyakita di Akhir Februari, Berpotensi Naik Jadi Rp15 Ribu?Misteri Jangkar Raksasa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon
Meski demikian, Iqbal mengungkapkan Kemlu telah menyiapkan seluruh infrastruktur yang diperlukan untuk evakuasi, termasuk kendaraan dan jalur evakuasi, kecepatan, hingga orang yang bakal memimpin proses evakuasi. Jumlah WNI di Lebanon mencapai 217 orang.
“Di seluruh KBRI, kami mempunyai rencana kontingensi apalagi di daerah-daerah konflik. Kondisinya kami siap untuk melakukan evakuasi kapan pun,” katanya.
Ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel terus meningkat setelah Hizbullah dan Israel terlibat baku tembak di perbatasan sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan serangan tak terduga ke Israel.
Serangan itu telah menyulut konflik yang melibatkan kelompok-kelompok bersenjata lain yang bersekutu dengan Iran di seluruh kawasan Timur Tengah.
Konflik dikhawatirkan meningkat setelah salah satu petinggi Hamas, Saleh al-Arouri, terbunuh dalam serangan pesawat nirawak Israel di kantor Hamas di ibu kota Lebanon, Beirut pada Selasa malam (2/1).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani memperingatkan bahwa pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas pasti akan menciptakan gelombang perlawanan dan motivasi untuk melawan pendudukan Zionis, tidak hanya di Palestina tetapi juga di kawasan Timur Tengah. (*)