JANGKAR kapal berukuran besar yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun. Jangkar tersebut kini tersimpan di dalam area Vihara Dewi Welas Asih, Cirebon, Jawa Barat.
Jangkar ini mirip dengan legenda masyarakat pesisir Jawa Tengah, tentang Dampo Awang telah diceritakan secara turun temurun. Di Rembang, Jawa Tengah, ada sebuah tempat wisata terkenal bernama Pantai Dampo Awang. Dinamakan Pantai Dampo Awang karena di sana, terpendam sebuah jangkar raksasa yang konon berasal dari berabad-abad silam, masyarakat sekitar biasa menyebutnya Jangkar Dampo Awang.
Selain legenda tersebut, ada pula yang menyebut kalau Dampo Awang adalah adalah seorang juru mudi kapal sekaligus pengikut Laksamana Cheng Ho bernama Wang Ching Hong. Pada saat hendak berlabuh di daerah Semarang, Wang Ching Hong tiba-tiba sakit parah sehingga dia harus menjalani pengobatan di sebuah bukit bergua, tak jauh dari pelabuhan.
Baca Juga:Hujan Disertai Angin Kencang, Kanopi di Stasiun Tugu Yogya Roboh, 5 Mobil Rusak RinganPrabowo Subianto Banggakan Keberhasilan Pembangunan Era Orde Baru
Di dekat gua itu, Laksamana Cheng Ho dan pengikutnya mendirikan sebuah pondok untuk merawat Wang Ching Hong. Setelah sembuh, Cheng Ho melanjutkan perjalanan sementara Wang Ching Hong dan beberapa pengikutnya tetap tinggal di tempat itu.
Di tempat itu, Wang Ching Hong dan beberapa orang lainnya giat berkebun dan bersawah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga kawin dengan penduduk setempat hingga akhirnya Wang meninggal pada usia 87 tahun. Dalam bukunya yang berjudul Semarang Riwayatmu Dulu, Amen Budiman menyebut bahwa Dampo Awang adalah nama Jawa dari Wang Ching Hong.
Banyak orang menyamakan Cheng Ho (Zheng He) dengan tokoh bernama Dampu Awang atau Dampo Awang. Dampo Awang . Tokoh ini sebenarnya adalah tokoh yang terkenal dalam masyarakat Jawa terutama di pesisir utara Jawa Tengah.
Dalam sebuah buku Dr, Pigeaud tentang kesenian Rakyat Jawa: Chinesse Muslims in Java in the 15th Centuries: The Malay Annals of Semarang and Cerbon tahun 1984, pernah menyinggung cerita Dampu Awang yang beredar di Kedu sebelah Utara. Di sana Dampu Awang dikenal sebagai pedagang Tionghoa dari manca negara, musuh dari makukuwan.
Menurut dongeng itu Gunung Perahu (Prahu) yang terletak di daerah Kedu adalah penjelmaan dari kapal Dampo Awang. Di beberapa daerah lain juga ada cerita rakyat serupa, dimana Dampu Awang dilukiskan sebagai pemilik kapal besar, atau sebagai pedagang besar pemilik kapal.