PESAWAT Japan Airlines terbakar setelah mendarat di bandara Haneda Tokyo, Selasa (2/1) waktu setempat. Pesawat penumpang jenis Airbus itu dilaporkan bertabrakan dengan sebuah pesawat penjaga pantai Jepang usai mendarat di bandara tersebut.
Pesawat Japan Airlines Penerbangan 516 berangkat dari bandara New Chitose pada pukul 16.00 waktu setempat (07.00 GMT) dan dijadwalkan mendarat di Haneda pada pukul 17.40.
Japan Airlines mengatakan kepada kantor berita Kyodo, bahwa seluruh penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 379 orang berhasil dievakuasi tanpa mengalami cedera yang mengancam jiwa.
Baca Juga:33 Orang Dicurigai Jadi Mata-mata Mossad, 13 Lainnya Diduga Terkait Spionase Internasional Atas Nama Israel Masih BuronFakta Terbaru dari 42 Adegan Rekontruksi Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa, Apa yang Bikin Panca Cemburu kepada Istrinya Belum Terungkap
Para ahli meyakini, faktor-faktor penting ini telah menciptakan keajaiban, yang membuat 379 penumpang dan awak pesawat Airbus A350 milik Japan Airlines (JAL) yang terbakar, bisa keluar dengan selamat. Diyakini, proses evakuasi seluruh penumpang dan awak pesawat terbakar di Bandara Haneda, Tokyo, pada Selasa (2/1), berlangsung selama 90 detik saja.
Faktor pertama yang diyakini para ahli paling vital, adalah semua penumpang mau mengikuti protokol darurat dan tidak mencoba mengambil barang-barang mereka sesaat setelah pesawat berhasil mendarat. Faktor lainnya adalah sistem kedaruratan pesawat yang bekerja dengan optimal, di mana pintu keluar darurat pesawat berfungsi dengan baik dalam kapasitas penuh.
Kepada CNA, para ahli menyatakan, pesawat JAL tersebut bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai saat mendarat di Bandara Haneda Tokyo, setelah terbang dari kota utara Sapporo. Seluruh 367 penumpang dan 12 awak kapal keluar hanya dalam waktu 90 detik, tanpa mengalami luka berat.
Hanya ada asap tipis di dalam kabin, sehingga penumpang tidak akan menjadi lemas karena menghirupnya, dan bisa keluar.
Para ahli mengatakan fokus penyelidikan adalah pada bagaimana kedua pesawat bisa berada di landasan yang sama, dengan indikasi awal menunjukkan adanya kesalahan komunikasi antara pengatur lalu lintas udara dan pilot.
Pihak ekselutif JAL menyatakan, pilot pesawat telah diberi izin untuk mendarat, tetapi kemungkinan besar tidak melihat pesawat patroli maritim Dash-8 buatan Bombardier yang lebih kecil milik penjaga pantai di landasan.
Shawn Pruchnicki, pakar teknik penerbangan dari Ohio State University mengatakan kecepatan evakuasi orang di dalam pesawat JAL menakjubkan.