TURKI, Selasa (2/1), menangkap 33 orang yang dicurigai mata-mata badan intelijen Mossad Israel, lapor media Turki. Tidak disebutkan kewarganegaraan mereka yang ditahan.
Para tersangka ditangkap dalam penggerebekan di delapan provinsi sekitar Istanbul, lapor kantor berita swasta DHA dan Anadolu yang dikelola pemerintah. Dikatakan bahwa misi mereka termasuk melakukan penculikan dan pekerjaan pengintaian.
Badan keamanan Turki masih mencari 13 tersangka lagi yang dituduh melakukan “spionase internasional” atas nama Israel, kata laporan itu.
Baca Juga:Fakta Terbaru dari 42 Adegan Rekontruksi Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa, Apa yang Bikin Panca Cemburu kepada Istrinya Belum Terungkap3 Orang Termasuk Oknum Kades Sebagai Tersangka Kasus Penembakan Relawan Prabowo-Gibran
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan, para tersangka ditangkap dalam penggerebekan di Istanbul dan tujuh provinsi lainnya.
Belum jelas apakah mereka adalah warga negara Israel atau warga lokal yang diduga bekerja sama dengan Mossad.
Kantor Yerlikaya merilis rekaman video yang menunjukkan pihak keamanan bersenjata mendobrak pintu dan memborgol tersangka di rumah mereka. Kantor kejaksaan Istanbul mengatakan 13 tersangka lainnya masih buron.
Penggerebekan ini terjadi beberapa minggu setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan konsekuensi serius jika Israel berupaya menargetkan tokoh-tokoh kelompok milisi Palestina Hamas yang tinggal atau bekerja di Türki.
“Ada operasi berbahaya dan upaya sabotase yang dilakukan terhadap Türki dan kepentingannya,” kata Erdogan setelah penggerebekan diumumkan.
“Kami pasti akan menghancurkan permainan ini,” katanya dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Hubungan antara Turki dan Israel memburuk tajam setelah pecahnya perang Israel-Hamas.
Baca Juga:Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Indonesia3 Warga Cirebon Pesta Miras Berujung Maut
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi salah seorang pengkritik paling keras di dunia terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang ia bandingkan dengan Adolf Hitler pekan lalu. Erdogan telah memanggil pulang duta besar Turki untuk Israel. Ia menuntut agar para komandan dan pimpinan politik Israel diadili atas “kejahatan perang” di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Perang Gaza mengakhiri perbaikan bertahap dalam hubungan Turki-Israel, yang telah membeku selama sebagian besar dekade terakhir. (*)