GUNUNG Lewotobi adalah gunung berapi kembar yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores, Indonesia. Gunung ini terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Gunung Lewotobi Laki-laki (G. Lewotobi Laki-laki) memiliki ketinggian 1584 mdpl, kembali erupsi pada 1 Januari 2024 menyusul kenaikan status dari level II atau waspada menjadi level III atau siaga.
Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara untuk penerbangan dari dan ke Maumere sejak Senin (1/1/2024) hingga Selasa (2/1) karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.
Baca Juga:Tentara Israel Tewas Terinfeksi Jamur Misterius Selama Operasi Darat di GazaHasil Survei Nusantara Strategic Network: Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Capai 80,8 Persen
“Hari ini hasil pengamatan di runway negatif, tetapi hasil pengamatan BMKG (Badan Metereologi Klimatologi Geofisika) di ruang udara yang menjadi lintasan pesawat masih menunjukkan terdampak. Artinya masih ada abu vulkanik di atas. Oleh karena itu hari ini masih kami lakukan penutupan sementara,” kata Kepala Kantor UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara)​​​​ Kelas II Bandara Frans Seda Maumere, Partahian Panjaitan, di Maumere, Selasa dikutip Antara.
Akibat erupsi itu, lanjut Partahian Panjaitan, layanan operasional Bandara Frans Seda Maumere ditutup sejak Senin karena terindikasi adanya abu vulkanik di landasan sebagaimana hasil paper test yang dilakukan. Penutupan itu juga merujuk pada hasil pengamatan BMKG bahwa ruang udara Bandara Frans Seda Maumere terindikasi abu vulkanik.
Ia menyampaikan penutupan sementara harus dilakukan mengingat pentingnya keselamatan penerbangan saat ini. Jika abu vulkanik mengenai mesin pesawat, kata dia, dapat berakibat fatal dan berdampak pada keselamatan.
“Paling utama itu keselamatan penerbangan, sehingga kami putuskan sementara ditutup,” ucap Partahian Panjaitan.
Ia mengatakan indikasi adanya abu vulkanik di bandara dan penutupan sementara itu telah dilaporkan kepada Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali. Pihaknya pun terus melakukan paper test setiap jam untuk mengetahui kondisi di landasan pacu.
Selain itu, informasi BMKG diterbitkan secara berkala sehingga menjadi dasar untuk pembukaan atau penutupan layanan penerbangan di bandara tersebut.
“Yang paling utama itu hasil dari BMKG karena bisa saja abu itu tidak sempat turun ke bawah tetapi bergerak di atas. Kriteria utama itu hasil BMKG,” kata dia.