PEMERINTAH Jepang telah memerintahkan kepada 100.000 orang untuk mengungsi, setelah gempa dahsyat yang diikuti gelombang tsunami mengguncang negara itu, pada Senin (1/1/2024) petang.
Mereka diminta meninggalkan rumah dan pergi menyelamatkan diri ke gedung olahraga dan sekolah yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat. Banyak dari mereka kembali ke rumah mereka pada Selasa (2/1/2023), ketika pihak berwenang mencabut peringatan tsunami.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang mengatakan, akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada Selasa setelah bencana tersebut. PM Jepang Fumio Kishida juga menunda kunjungan tahun baru untuk berdoa ke Kuil Ise yang dijadwalkan pada Kamis.
Baca Juga:Terungkap Biang Keladi Kenaikan Inflasi Bulan Desember 2023Toko Eka Penjual Kosmetik Pekiringan Cirebon Terbakar, Kapolsek Seltim: Masih Diselidiki
Menteri Pertahanan Jepang mengatakan kepada wartawan pada Selasa, bahwa 10.000 personel pada akhirnya dikerahkan untuk memberi bantuan dan penyelamatan korban gempa magnitudo (M) 7,6 tersebut.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo terus melakukan pemantauan kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Prefektur Ishikawa dan sejumlah prefektur lainnya yang terkena dampak gempa bermagnitudo 7,6.
Gempa yang mengguncang Jepang ini disertai peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang. Hingga Selasa, (2/1) KBRI Tokyo memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban gempa di Ishikawa, Jepang.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi memastikan sejak Senin, (1/1/2024) sore, tim KBRI Tokyo telah menghubungi simpul-simpul masyarakat yang berada di lokasi bencana untuk mengetahui kondisi terkini warga Indonesia yang tinggal di sana.
“Beberapa menit setelah kejadian bencana tim KBRI Tokyo telah melakukan kontak melalui hubungan telepon kepada simpul-simpul masyarakat di lokasi bencana. Mereka umumnya telah meninggalkan hunian berdasarkan arahan dari pemerintah setempat untuk tinggal sementara di lokasi penampungan,” paparnya.
“Kami juga menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi kondisi darurat selama mereka di penampungan. Termasuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat baik untuk pendataan dan kondisi kesehatan WNI,” ujar Dubes Heri, Selasa (2/1/2024).
“Taatilah imbauan dan instruksi dari aparatur pemerintah setempat. Jangan kembali ke permukiman di tengah situasi yang sekiranya belum aman menurut petugas di lokasi bencana. KBRI Tokyo dibantu simpul-simpul masyarakat siap membantu kebutuhan mendesak yang diperlukan WNI di lokasi bencana,” tambahnya. (*)