BEREDAR petikan rekaman video pemukulan yang berasal dari seberang Markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH itu memperlihatkan sejumlah laki-laki keluar dari gerbang, memukuli beberapa pengendara motor dan memasukkan sebagian ke dalam pos penjagaan di pintu gerbang Markas TNI Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali. Gapura dengan logo instansi itu jelas dampak di rekaman video.
Pusat Penerangan TNI membenarkan adanya sejumlah prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 408/Raider Kodam IV Diponegoro menganiaya beberapa warga sipil yang mengenakan atribut calon presiden Ganjar Pranowo.
Dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/12) malam, Kodam IV/Diponegoro mengatakan pengeroyokan itu karena kesalahpahaman akibat suara bising knalpot brong sepeda korban.
Baca Juga:6 Penumpang Meninggal Dunia Korban Laka Bus di Tol Japek Berhasil Teridentifikasi, Berikut Identitasnya400 Rumah Rusak dan 500 Warga Mengungsi, Sempat Ada Gempa Susulan di Sumedang Hari Ini
“Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman di antara kedua belah pihak,” kata Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Richard Harison, Sabtu (30/12).
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Jenderal (Purn) Andika Perkasa menegaskan, penganiayaan yang dilakukan oleh 15 prajurit TNI terhadap 7 relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah, bukan karena kesalahpahaman.
Ia menyebut para relawan Ganjar-Mahfud langsung diserang dan dianiaya oleh prajurit TNI. “Di situ jelas kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman. Yang ada adalah langsung penyerangan. Atau tindak pidana penganiayaan,” ujar Andika dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Senin (1/1).
Andika lantas menyayangkan pernyataan Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo dalam sebuah jumpa pers yang menyebut penganiayaan oleh prajurit TNI terjadi karena kesalahpahaman.
Berdasarkan video penganiayaan yang terkonfirmasi, terlihat bahwa para relawan Ganjar-Mahfud langsung diserang.
“Jadi bukan seperti statement yang dinyatakan oleh Komandan Kodim Boyolali,” ucapnya.
“Di-statement itu antara lain dinyatakan salah satunya ini adalah kesalahpahaman antara 2 pihak. Padahal kan dari video yang beredar, dan video itu beredar lebih dulu dibandingkan dengan statement komandan kodim,” lanjut Andika.
Baca Juga:Beredar Foto Pilot Susi Air Philip Mark Merthens Bareng Egianus KogoyaJapan Airlines Terbakar Usai Mendarat di Bandara Haneda, Diduga Bertabrakan dengan Pesawat Lain
Andika menduga pernyataan Letkol Wiweko itu disampaikan usai dirinya menerima laporan dari prajurit di level bawah terkait kejadian tersebut.
Seharusnya, kata dia, keterangan dari terduga pelaku tidak boleh ditelan oleh Letkol Wiweko secara mentah-mentah.