GEMPA tektonik yang mengguncang wilayah selatan Garut-Tasikmalaya, Jawa Barat, akibat subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Demikian pernyataan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (31/12)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi dangkal dengan kedalaman 50 kilometer memiliki parameter update 5,0 magnitudo yang terjadi pukul 11.52 WIB. Pusat gempa terletak pada koordinat 8,20 derajat Lintang Selatan dan 107,85 derajat Bujur Timur atau berlokasi di laut pada jarak 90 kilometer arah barat daya Pangandaran.
Daryono mengatakan gempa bumi tersebut dirasakan oleh warga di Garut dan Pangalengan dengan skala intensitas II-III MMI. Kemudian, skala intensitas II MMI terasa di Kota Banjar, Cianjur, dan Tasikmalaya.
Baca Juga:Pj Gubernur Jawa Barat Ingatkan BPSK Paham Kasus Sengketa KonsumenLantik BPSK Kabupaten Cirebon, PJ Gubernur Jabar: Jangan Hanya Yes Yes atau Agree Agree Saja
Hingga pukul 12.20 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Lebih lanjut Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami,” pungkas Daryono.
Sebelumnya, wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kembali diguncang gempa. Dilaporkan pada Ahad (31/12/2023) siang ini terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,0.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Dilansir dari akun X resmi BMKG, gempa bumi itu terjadi pada pukul 11.52 WIB. Pusat gempa berlokasi 90 kilometer arah barat daya Kabupaten Pangandaran, dengan kedalaman 10 kilometer. “Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG. (*)