Berakhir sudah imperialisme Kerajaan Belanda di Indonesia, dengan catatan bahwa Irian Barat (Nugini Belanda) akan dibahas di kemudian hari.
Dan pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penyerahan kedaulatan oleh Ratu Belanda di Istana Dam. Republik Indonesia Serikat diwakili PM Mohammad Hatta. Sedangkan di Jakarta juga dilaksanakan penyerahan kedaulatan di Istana Negara antara Wakil Mahkota Kerajaan Belanda kepada Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil RIS.
Mungkin pada titik ini Belanda tertawa, karena berpikir menang uang dan juga menang posisi politis di RIS yang masih bisa mereka kendalikan. Tapi maaf Ratu, atas kesadaran kesatuan seluruh anak bangsa, seluruh negara bagian RIS menyatakan bersatu kembali dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950 dan RIS-mu dibubarkan. Imperialisme Belanda adalah masa lalu, we did not care about you anymore!
Baca Juga:Nasib Tragis Samurai KamisoriPraktisi Hukum: Jaga Marwah BPSK
Paham mengapa perjuangan kemerdekaan membutuhkan kekompakan antar komponen bangsa? Presiden Soekarno menegaskan, “tak lain tak bukan oleh karena rakyat Indonesia yang 70 milion ini berjuang mati-matian”.
Para tentara dan laskar rakyat berjuang gigih di medan pertempuran untuk menunjukkan eksistensi Republik dan menghambat penetrasi pasukan Belanda. Dan para pemimpin sipil bernegosiasi untuk percepatan meraih kedaulatan penuh yang diakui dunia internasional.
Diplomasi saja tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh militer. Dan usaha militer saja juga akan terasa berat karena keterbatasan teknologi saat itu. Jadi usaha perjuangan militer dan diplomasi adalah kunci keberhasilan kemerdekaan bangsa ini. Jangan menjadi bodoh dengan menganggap bahwa salah satunya tidak penting. (*)