Setahun sebelumnya, pada 2021, jenis narkoba dengan jumlah kasus paling banyak juga tetap didominasi oleh sabu, diikuti ganja, psikotropika daftar G, obat keras, dan ekstasi.
Mereka yang telah mendekam di penjara karena kasus narkoba pun tidak kalah banyak jumlahnya. Berdasar data Ditjen Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI, yang dirangkum pada laporan yang sama, per 31 Desember 2022, terdapat 131.069 orang narapidana dan tahanan kasus narkoba di seluruh Indonesia.
Paling banyak narapidana kasus narkoba ada di provinsi Sumatra Utara, mencapai 16.938 orang napi. Diikuti Jawa Timur (12.994 orang), Jawa Barat (10.409 orang), DKI Jakarta (9.781 orang), dan Kalimantan Timur (8.243 orang). Provinsi asal Fredy Pratama, Kalimantan Selatan, berada di peringkat tujuh dengan 7.536 orang napi narkoba.
Baca Juga:Hari Ini 132 Tahun Thomas Alva Edison Patenkan Radio Sistem Produksi MassalRefleksi Otonomi Daerah 2023 – Desentralisasi Fiskal dan Ekonomi (Tamat)
Laporan BNN ini juga membagi antara pengedar dan penyalahguna alias pemakai. Terlihat kalau napi pengedar narkoba dominan ada di Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Sementara penyalahaguna banyak mendekam di penjara di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatra Utara, Jawa Timur, dan Sumatra Selatan.
Bukan tanpa alasan sebenarnya Ferdy Pratama, diduga Polri, bersembunyi di Thailand. BBC Indonesia, dalam artikelnya, menyebut mertua Fredy adalah warga negara Thailand dan bos kartel narkoba di kawasan “Segitiga Emas” (“Golden Triangle”).
Dijelaskan kalau “Golden Triangle” adalah kawasan di Asia Tenggara yang menjadi pusat perekonomian narkoba dan sumber penting narkotika dunia. Daerah yang termasuk “Segitiga Emas” ini adalah sebagian Myanmar, Tiongkok, Laos, dan Thailand. Dari sana juga Fredy diduga mengemas narkoba untuk kemudian disebar ke Indonesia dan Malaysia.
Dalam Indonesia Drug Report 2023, BNN juga memetakan pintu masuknya narkoba dari luar negeri ke Indonesia. Terdapat beberapa opsi akses, yakni jalur darat, jalur laut, serta kombinasi keduanya.
Thailand menjadi salah satu penyuplai narkoba ke Indonesia lewat kedua jalur tersebut. Pintu masuk penyelundupan narkoba dari Thailand yakni lewat Pidi Jaya (kombinasi) dan Bireun (laut) di Aceh. Terdapat juga penyeludupan jalur darat dari Papua Nugini ke Jayapura.
Sisanya, paling banyak pintu masuk penyelundupan narkoba ke Indonesia lewat Malaysia. Di Malaysia bagian barat, pintu masuknya ada di Palembang dan Medan (kombinasi), Idi Rayeuk, Pidi Jaya serta Lhokseumawe di Aceh, serta Tanjung Balai di Sumatera Utara (laut). Selain itu jalur laut juga dimanfaatkan untuk masuk ke Bengkali, Pekanbaru, dan Kampar (Riau).