Mengenai gambaran bentuk gambar lambang negara yang dirancang oleh Sultan Hamid II juga dijelaskan di dalam buku Muhammad Yamin: 6000 Tahun Sang Merah Putih: halaman 168 Burung Garuda itu memegang sebuah perisai yang terbagi atas lima bidang, yang keseluruhannya melukiskan ajaran Pancasila ya ng m enjad i dasar filosofi kenegaraan sejak proklamasi: Peri Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kebangsaan, Peri Kerakyatan, Peri Kemanusiaan dan Peri Keadilan.
Semboyan yang banyaknya 17aksara itu Bhinneka Tunggal Ika berasal dari pujangga Tantular yang mengarang kitabSutasoma pads zaman emas sekeliling patih Gadjah Mada dan negara Hayam Wuruk padapertengahan abad XIV.
Gambar lambang negara ini Lambang Negara RIS Tahap Pertama yang masih perbaiki oleh Sultan Hamid II
Baca Juga:SundalandiaKronologi 21 ABK Ditangkap di Tiongkok Sejak November 2023, Keluarga: Pulangkan Suami Saya dan Ayah dari Keluarga Crew
Keterangan Mohammad Hatta itu selengkapnya dalam Bung HattaMenjawab, “(WawancaraMuhammad Hatta dengan Z. Yasni) Cetakan Ketiga, (Jakarta: Gunung Agung, 1978), hal. 108….. Patut pula ditambahkan sebagai catatan bahwa lambang dengan tulisan yang mempunyai arti yang demikian mendalam itu, dipadukan menjadi seperti sekarang ini, dengan melalui sayembara waktu RIS dulu dan dilaksanakan oleh Menteri Priono,
Banyak gambar yang masuk waktu itu, tetapi yang terbaik akhirnya ada dua buah, satu dari Muhammad Yamin dan yang satu lagi dari Sultan Hamid. Yang diterima oleh Pemerintah dan DPR adalahdari Sultan Hamid yakni seperti sekarang ini.
Adapun dari Muhammad Yamin ditolak, karena disana ada gambar sinar–sinar matahari dan menampakan sedikit banyak disengaja atau tidak pengaruh Jepang. Saya berpendapat bahwa apa yang ada sekarang itu, seperti uraian saya tadi sudah tepat dan bernilai abadi bagi kehidupan negara dan bangsa Indonesia
Analisis Klarifikasi Hukum
Rancangan Lambang Negara Tahap Kedua Sultan Hamid II “figur burung Elang Rajawali”
- Selandjutnya gambar lambang negara saja bisa diterima oleh anggota Panitia Lambang Negara, demikian djuga lambang negara rantjangan Mr Mohammad Jamin jang kemudian kami serahkan bersama kepada Perdana Menteri Mohammad Hatta, untuk dibawa ke Pemerintah dan sidang Parlemen RIS untuk dipilih. Alhamdulillah gambar rantjangan saja jang diterima, 10 Februari 1950 dan esoknja untuk pertama kali diperkenalkan kepada chalajak ramai di Hotel Des Indes, jang kemudian pada rapat Parlemen RIS bersama Pemerintah ditetapkan Parlemen RIS sebagai Lambang Negara RIS, pada tanggal 11 Februari 1950.
- Walaupun demikian, ada masukan beberapa waktu kemudian dari Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno ketika beliau sedang berpidato kenegaraan, 20 Februari 1950melihat lambang negara tersebut jang tergantung di belakang podium Parleman IstanaMerdeka Pedjambon, karena kepala burung Radjawali tidak „berdjambul‟ dan terlihat„gundul‟. Paduka Jang Mulia meminta saja untuk memperbaiki bentuk kepala, kemudian saja mengubah bagian kepala mendjadi berdjambul, kemudian oleh Kementerian Penerangan RIS atas perintah Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno kepada pelukis Dullah, untuk melukis kembali lambang negara tersebut.
- Kemudian lukisan itu saja potret dalam bentuk hitam putih untuk dikoreksi kembali oleh Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno dan ternjata masih ada keberatan dari beliau,jakni bentuk tjakar kaki masih ada jang mentjengkram seloka Bhinneka Tunggal Ika dari arah belakang sepertinya terbalik, saja mentjoba mendjelaskan kepada Paduka Jang Mulia, memang begitu burung terbang membawa sesuatu seperti keadaan alamiahnja.
- Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 Tentang Lambang Negara yang menyatakan: Lukisan Garuda diambil dari benda Peradaban Indonesia seperti hidup dalam Mityologi, symbologi dan Kesusasteraan Indonesia dan seperti pula tergambar pada beberapa candi sejak abad ke 6 sampai abad ke 16. (Penjelasan Pasal 1) Burung Garuda dari mytologi menurut perasaan Indonesia berdekatan dengan burung ElangRajawali