Paus Fransiskus mengutuk serangan penembak jitu Israel terhadap gereja Katolik Gaza

Paus Fransiskus mengutuk serangan penembak jitu Israel terhadap gereja Katolik Gaza
Paus Fransiskus melambai kepada para peziarah saat pidato Angelusnya pada 17 Desember 2023. | Kredit: Media Vatikan
0 Komentar

“Saya terus menerima berita yang sangat serius dan menyakitkan dari Gaza. Warga sipil yang tidak bersenjata menjadi sasaran pemboman dan penembakan. Dan ini bahkan terjadi di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris, melainkan keluarga, anak-anak, orang sakit dan cacat, para biarawati,” keluh Paus.

“Seorang ibu dan putrinya, Ny. Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar Kamal Anton, tewas dan orang lainnya terluka oleh penembak jitu, saat pergi ke kamar mandi,” lanjut Paus.

Dalam pernyataannya, Patriarkat Latin mengatakan bahwa mereka “kebingungan bagaimana serangan semacam itu dapat dilakukan, terlebih lagi ketika seluruh Gereja sedang mempersiapkan Natal.”

Baca Juga:Keamanan ketat menjelang persidangan penting bagi taipan media Jimmy LaiJoe Biden selamat usai iring-iringan mobil Tim Pengawal Kepresidenan AS Ditabrak

Paroki Keluarga Kudus adalah satu-satunya gereja Katolik di Gaza dan telah menjadi tempat perlindungan bagi umat Kristen Palestina untuk melarikan diri dari kekerasan yang sedang berlangsung sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober.

Patriarkat Latin juga mengatakan dalam pernyataannya bahwa pada hari Sabtu sebelumnya, sebelum dugaan penembakan penembak jitu, Biara Misionaris Cinta Kasih yang berada di dekatnya terkena roket yang ditembakkan oleh tank IDF.

“Biara ini menampung lebih dari 54 penyandang disabilitas dan merupakan bagian dari kompleks gereja, yang telah ditetapkan sebagai tempat ibadah sejak awal perang,” kata pernyataan itu.

“Generator gedung (satu-satunya sumber listrik) dan sumber bahan bakar hancur. Rumah tersebut rusak akibat ledakan dan kebakaran besar. Dua roket lagi, yang ditembakkan oleh tank IDF, menargetkan biara yang sama dan membuat rumah tersebut tidak dapat dihuni,” kata pernyataan itu. “54 penyandang disabilitas saat ini mengungsi dan tidak memiliki akses terhadap alat bantu pernapasan yang sebagian dari mereka perlukan untuk bertahan hidup.” (*)

0 Komentar