Israel berencana membangun tembok anti-terowongan di perbatasan Mesir-Gaza

Israel berencana membangun tembok anti-terowongan di perbatasan Mesir-Gaza
Asap mengepul di lingkungan Shuja'iyya di Gaza terlihat dari Israel saat mereka terus mengerahkan tentara, tank, pesawat militer, dan kendaraan lapis baja di Jalur Gaza di Nahal Oz, Israel pada 13 Desember 2023. [Mostafa Alkharouf - Anadolu Agency] Asap mengepul di lingkungan Shuja'iyya di Gaza terlihat dari Israel saat mereka terus mengerahkan tentara, tank, pesawat militer, dan kendaraan lapis baja di Jalur Gaza di Nahal Oz, Israel pada 13 Desember 2023. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]
0 Komentar

ISRAEL berencana membangun tembok anti-terowongan bawah tanah di dekat perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, menurut media lokal pada hari Minggu, Anadolu Agency melaporkan.

Tembok tersebut rencananya akan dibangun di Poros Philadelphia setelah berakhirnya perang di Gaza saat ini, Radio Angkatan Darat melaporkan.

Menurut penyiar tersebut, delegasi Israel telah melakukan perjalanan ke Mesir untuk membicarakan pembangunan tembok tersebut.

Baca Juga:Media Israel: Invasi darat Israel tidak akan mencapai tujuan di GazaHasil Riset: 83% postingan online tentang perang bersifat anti-Zionis

“Rakyat Mesir memahami kebutuhan keamanan Israel akan hal ini,” kata radio tersebut, mengutip seorang pejabat keamanan Israel.

Belum ada komentar langsung dari Mesir mengenai laporan Israel tersebut.

Poros Philadelphia adalah jalur sempit di wilayah Jalur Gaza, membentang sepanjang 14 km (8,7 mil) di sepanjang perbatasan antara wilayah kantong tersebut dan Mesir.

“Israel takut akan keberadaan terowongan di wilayah Palestina di timur Rafah, yang dianggap sebagai perpanjangan dari Poros Philadelphia,” kata saluran Israel i24News.

Menurut saluran tersebut, Mesir berulang kali mengatakan bahwa tidak ada terowongan bawah tanah di wilayah perbatasan dengan Jalur Gaza.

Israel percaya bahwa terowongan bawah tanah adalah kunci operasi Hamas di medan perang.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas, yang menewaskan sedikitnya 18.800 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan wanita serta melukai 51.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tepi pantai tersebut.

Hampir 1.200 orang diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 sandera masih disandera. (*)

0 Komentar